Nationalgeographic.co.id - Menurut Todd D. Nippoldt, MD seperti dilansir dari laman Mayo Clinic, adrenal fatigue adalah istilah pada sekumpulan gejala umum, seperti nyeri badan, kelelahan, gangguan tidur, dan masalah tidur.
Meski begitu, menurut laman Harvard Health Publishing, kondisi ini belum sepenuhnya diakui oleh ahli endokrinologi sebagai suatu kondisi kesehatan.
Terlebih banyak pula kondisi kesehatan yang menyebabkan gejala serupa.
Baca Juga: Kratom , Obat Herbal Yang Sering Disalahgunakan Oleh Pecandu
Keputusan tersebut juga didukung oleh sebuah laporan tahun 2016 pada jurnal BMC Endocrine Disorder yang meninjau kembali 58 studi mengenai keletihan adrenal.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa seluruh studi yang telah dilakukan masih memiliki keterbatasan. Misalnya, tes untuk mengetahui tingkat kortisol (hormon stres) pada air liur untuk menegakkan diagnosis tidak menunjukkan banyak perbedaan.
Sebanyak 61% hasil tes air liur dari semua studi tidak menunjukkan perbedaan yang bisa dijadikan tolok ukur. Baik itu tingkat kortisol di air liur pada orang sehat ataupun dengan orang yang dianggap memiliki kelelahan adrenal.
Mengapa bisa muncul istilah adrenal fatigue?
Meski belum ditetapkan sebagai salah satu penyakit, tidak ada salahnya jika Anda mengetahui tentang kelalahan adrenal.
Istilah “kelelahan adrenal” pertama kali dipopulerkan tahun 1998 oleh James Wilson, PHD, seorang ahli pengobatan alternatif. Kondisi ini merujuk adanya gangguan pada kelenjar adrenalin yang berada di atas ginjal.
Kelenjar adrenalin bertugas untuk memproduksi hormon yang dibutuhkan tubuh, salah satunya hormon kortisol atau dikenal juga dengan hormon stres. Jadi, saat Anda stres, maka kelenjar ini akan sangat aktif memproduksi hormon kortisol.
Salah satu teori menyebutkan bahwa penyebab fatigue adrenal adalah kondisi stres berkepanjangan. Stres berkepanjangan menyebabkan kelenjar adrenal bekerja terus-menerus. Kelelahan organ inilah yang menyebutkan tubuh kelelahan.
Selain tubuh merasa lelah tanpa henti, gejala lain yang dipercaya terjadi akibat kelelahan adrenal, antara lain:
- Badan pegal-pegal
- Berat badan menurun tanpa sebab
- Tekanan darah rendah
- Sakit kepala ringan
- rambut rontok
- Perubahan warna kulit
- Otak berkabut
- Suasana hati (mood) mudah berubah
- Mengidam makan makanan manis atau asin
- Masalah pencernaan, seperti mual, muntah, diare, atau sakit perut
Lantas, mungkinkah saya kena adrenal fatigue?
Bila seseorang mengalami kelelahan ekstrem disertai gejala lain, dokter akan mengutamakan beberapa kondisi lain ketimbang kelelahan adrenal (adrenal fatigue).
Dokter lebih mungkin mendiagnosis beberapa kondisi di bawah ini jika muncul gejala-gejala yang serupa, antara lain:
- Depresi
- Sleep apnea (napas terhenti sejenak saat tidur)
- Fibromyalgia (gangguan pada otak yang memengaruhi sinyal rasa sakit)
Baca Juga: Tanpa Disadari, Ketujuh Hal Berikut Dapat Menyebabkan Migrain
Untuk meringankan gejala yang dicurigai sebagai kelelahan adrenalin, dokter mungkin akan lebih berfokus pada perubahan gaya hidup yang sehat. Perubahan gaya hidup untuk mengurangi gejala, meliputi:
- Memperbaiki jam tidur agar kualitas tidur jadi lebih baik
- Memperbanyak makanan yang bergizi, yang kaya vitamin C, vitamin B, dan magnesium
- Pengaturan kembali rutinitas sehari-hari agar tubuh tidak kelelahan
- Mengikuti konseling dan belajar untuk menangani stres, seperti latihan pernapasan dan visualisasi
Agar diagnosis penyakit jadi lebih jelas, dokter mungkin akan meminta Anda untuk melakukan serangkaian tes kesehatan sebelum akhirnya mendiagnosis Anda dengan suatu kondisi tertentu.
Artikel ini pernah tayang di Hellosehat.com dengan judul "Adrenal Fatigue, Kondisi yang Diduga Membuat Anda Selalu Kelelahan". Penulis: Aprinda Puji.