Warganya Tolak Punya Anak, Tingkat Populasi di 6 Negara Ini Tak Stabil

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 14 November 2019 | 11:41 WIB
Lautan manusia. (LanceB/Getty Images/iStockphoto)

Beberapa wilayah di Jepang telah menunjukkan tanda-tanda bow waktu demografis: yakni, populasi muda berkurang, sementara orang-orang lanjut usia semakin banyak.

Sama seperti Korea Selatan, pemerintah Jepang juga telah menawarkan insentif uang tunai agar penduduknya tertarik memiliki anak.

Singapura

Singapura memiliki tingkat kesuburan paling rendah di seluruh dunia, yakni hanya 0,83.

Laporan dari United Overseas Bank cabang Singapura menyatakan bahwa negara ini mengikuti langkah yang sama seperti Jepang. Pada 2017, persentase penduduk berusia di atas 65 tahun setara dengan jumlah anak-anak di bawah 15 tahun.

Meskipun tenaga kerja di Singapura bertambah tua dan proporsi kaum mudanya menurun, namun para ahli mengatakan, efek bom waktu demografis masih bisa dibalik. Yakni, dengan merekrut lebih banyak pekerja imigran–sesuatu yang belum menjadi fokus Jepang.

Tiongkok

Dua tahun lalu, Tiongkok mulai mengizinkan setiap keluarga untuk memiliki dua anak (sebelumnya hanya satu). Namun, kebijakan ini belum mampu menyeimbangkan angka kelahiran.

Oleh sebab itu, pemerintah mulai mengambil langkah-langkah lain untuk mendorong kelahiran. Beberapa provinsi memberikan bonus uang tunai kepada orangtua yang memiliki dua anak.

Baca juga: 7,5 Miliar dan Terus Bertambah, Berapa Kapasitas Maksmimum Bumi?

Pemerintah provinsi Shanxi utara, mengumumkan bahwa mereka akan memberikan subsidi pernikahan dan membantu membiayai pesta, foto pra-wedding, dan perjalanan bulan madu.

Sementara itu, provinsi lainnya bahkan menghapus batas jumlah anak.

National Health Commision, juga diketahui telah meminta para peneliti untuk mempelajari apakah keringanan pajak dapat membantu memicu ‘ledakan bayi’ di negara tersebut.