Asa dari Tepian Nusantara, Tol Langit Jadi Tumpuan Warga Sangihe di Era Disrupsi

By Bayu Dwi Mardana Kusuma, Kamis, 28 November 2019 | 15:12 WIB
Novie Rumbayan (Kiri) dan Yohanis (Kanan) nelayan di Kelurahan SAntiago, Tahuna sedangb berdiskusi terkait hasil tangkapan mereka. (Josua Marunduh)

Dengan beroperasinya Palapa Ring akan mendorong berkembangnya industri pariwisata dan logistik di Indonesia timur. Pemerintah menyakini pertumbuhan dua sektor di Indonesia Timur itu sangat lambat karena pertukaran data dan informasi di sana masih sulit. Dengan adanya Palapa Ring, pemerintah meyakini jika persoalan akses internet itu akan bisa teratasi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan industri pariwisata yang tercermin dari sektor penyediaan akomodasi dan makanan/minuman pada kuartal II/2019 mencapai 0,17% secara tahunan. 

Sementara, pertumbuhan industri logistik yang tercermin dari sektor transportasi dan pergudangan pada kuartal II/2019 mencapai 0,24% secara tahunan. 

Baca Juga: Warga Sangihe dan Tol Langit

Adapun, Palapa Ring terdiri dari tiga paket, yakni Barat, Tengah, dan Timur. Paket Palapa Ring Barat telah dirampungkan pada tahun lalu. Paket Palapa Ring Tengah selesai dikerjakan pada awal 2019. Sementara, paket Palapa Ring Timur baru rampung di Agustus 2019.

Kegembiraan atas akses jaringan internet yang bertambah kencang juga dirasakan oleh Stenly Cicero Takarendehang, salah seorang warga yang bermukim di Tahuna, pusat peradaban Kabupaten Kepulauan Sangihe.

Novie Rumbayan (50 Tahun) merupakan salah seorang nelayan Lokal di Pesisir Pantai Santiago, Tahuna, Kabupaten Sangihe. Novie seringkali mengandalkan jariongan internet yang dapat diaksesnya melalui gawai untuk menunjang pekerjaanya sebagai nelayan. Dalam foto ini Nonie sedang melakukan Video Call de (Josua Marunduh)