Kebaikan Anak Muda: Sadari, Kenali, Perbaiki Lingkungan Sekitar

By Bayu Dwi Mardana Kusuma, Rabu, 25 Desember 2019 | 07:43 WIB
Salah satu komunitas yang terlibat dalam gerakan #BijakBerplastik ialah Divers Clean Action (DCA) yang berdiri pada November 2015. (dok. Swietenia/DCA)

Dari situlah, kedua gadis cilik itu pun membuat petisi online mengenai Bali bebas dari kantong plastik. Ketika itu mereka langsung mendapat 6.000 dukungan dalam 24 jam. "Saat kami bangun, kami terkejut. Kami reloading, dan terdapat 6.000 penandatangan. Jadi momentum untuk perubahan sudah siap. Artinya publik dan dunia sudah tahu masalah sampah plastik ini besar sekali. Kalau ke Bali, atau tinggal di Bali, kamu bisa lihat, itu masalah besar," papar Melati.

Dapat dukungan secara online, Melati dan Isabel terus bergerak. Mereka pun meminta bantuan temannya untuk mewujudkan ide itu. Mereka segera bergerak ke sekolah-sekolah untuk mengajak rekan-rekan seusia mereka agar peduli terhadap sampah plastik.

Baca Juga: Telisik Sampah Plastik, Bikin Kotor Daratan Hingga Cemari Lautan Kita!

Bahaya sampah plastik (Earthporm)

Jadi, gerakan milenial yang terus membesar itu berhasil menarik simpati Farah yang bersekolah di Serpong, Banten. Mereka semua ingin menjadi agen perubahan.

“Masalah sampah plastik ini memang jadi tanggung jawab kita bersama. Semuanya harus kita mulai dari langkah kecil. Kami juga memulainya dengan bertanggung jawab terhadap sampah dari kemasan yang kami produksi,” papar Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone-AQUA sembari menunjukkan sejumlah program berkelanjutan Danone-AQUA terhadap lingkungan dan masyarakat.

Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Gaya Hidup Berkelanjutan, Relawan Tunjukkan Kepedulian Lingkungan Kepada Warga Ibu Kota

Menurut Karyanto, gerakan Bye-bye Plastic juga menjadi salah satu mitra kolaborasi Danone-AQUA dalam bagian dari komunitas yang berupaya mengatasi sampah plastik di lingkungan sekitar.

“Kami sadar plastik adalah penemuan penting dalam peradaban manusia, tapi untuk mengatasi dampaknya kami tak bisa bekerja sendiri. Kami harus kolaborasi. Tentu, kami membuka diri berkolaborasi dengan generasi milenial yang menjadi penerus bangsa ini.”