Nationalgeographic.co.id – Chinese paddlefish dan kerabat-kerabat terdekatnya sudah ada selama lebih dari 200 juta tahun. Spesies yang mampu tumbuh hingga 23 kaki ini, sebelumnya berhasil selamat dari perubahan dan pergolakan yang tidak bisa dibayangkan, misalnya seperti kepunahan massal yang memusnahkan dinosaurus dan reptil laut.
Di sungai Yangtze yang berlumpur, chinese paddlefish hidup selama ribuan tahun—menggunakan moncongnya yang seperti pedang untuk menemukan mangsanya berupa krustasea dan ikan.
Namun, seiring berjalannya waktu, tanaman berbunga mulai berevolusi dan menempati habitat mereka. Kemudian, pohon-pohon bambu juga hadir di sana beserta para panda.
Baca Juga: Cegah Kepunahan Massal, PBB Rilis Rencana Penyelamatan Bumi
Dan dalam sekejap, wilayah mereka dipenuhi oleh manusia. Tiongkok bahkan kini menjadi negara terpadat di Bumi. Pada akhirnya, manusia membuat chinese paddlefish tidak bisa bertahan hidup lagi.
Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan pada Science of the Total Environment, menyatakan bahwa spesies ini telah punah—terutama karena penangkapan ikan yang berlebihan dan pembangunan bendungan.
“Ini adalah kehilangan yang tidak dapat diperbaiki lagi,” kata Qiwei Wei, pemimpin studi dari Chinese Academy of Fischery Sciences yang sudah mencari chinese paddlefish selama beberapa dekade.
Mencari chinese paddlefish
Tim peneliti telah mencari chinese paddlefish di ratusan lokasi di sekitar Yangtze, sebagai bagian dari survei biologi yang berlangsung di wilayah sungai.
Mereka menggunakan beragam jenis jaring, sonar, alat pancing, dan teknik lainnya untuk menemukan spesies tersebut. Para peneliti bahkan mengecek pasar ikan di seluruh negeri. Namun, semuanya sia-sia.
Para ilmuwan kemudian menggunakan model matematika untuk mengetahui apakah spesies tersebut telah punah. Ini dilakukan berdasarkan data populasi sebelumnya serta interval kemunculan chinese paddlefish.
Jaric mengatakan, mungkin masih ada chinese paddlefish di luar sana, tapi kemungkinannya sangat kecil.