Bayi Berusia 30 Jam di Wuhan Menjadi Pasien Termuda Virus Corona

By Gita Laras Widyaningrum, Jumat, 7 Februari 2020 | 11:04 WIB
Bayi baru lahir. (Ilustrasi/Thinkstock)

Nationalgeographic.co.id - Bayi berusia 30 jam menjadi orang termuda yang menjadi korban virus corona. Fakta ini menimbulkan pertanyaan apakah artinya virus corona bisa ditularkan ke janin. Meski begitu, para peneliti mengatakan hal ini belum bisa dipastikan dan perlu studi lebih lanjut. 

Laporan ini berasal dari media Tiongkok yang mengumumkan bahwa bayi yang lahir pada 2 Februari lalu di Wuhan's Children Hospital positif terkena virus corona hanya 30 jam setelah dilahirkan. Ibunya sendiri dinyatakan memiliki virus tersebut saat hamil. Namun, masih belum jelas apakah sang bayi terinfeksi saat masih di dalam janin atau saat sudah lahir. 

"Saat ini, tanda-tanda vital bayi stabil," ungkap laporan tersebut. 

Baca Juga: Kekebalan Tubuh 'Memudar', Orang Dewasa Ternyata Juga Butuh Vaksinasi

Bayi tersebut tidak demam atau batuk, tapi mengalami sesak napas. Hasil pindai sinar-X kemudian menunjukkan tanda-tanda infeksi dengan beberapa kelainan fungsi hati. 

"Ini mengingatkan kami untuk lebih memberi perhatian pada ibu hamil karena ada kemungkinan penularan virus corona pada anaknya," ungkap Zeng Lingkong, kepala departemen kedokteran neonatal di Wuhan Children's Hospital. 

Apakah penularan dari ibu ke bayi mungkin atau tidak, Dr Zeng mengingatkan wanita hamil untuk menjauh dari pasien yang terinfeksi.

Laporan tersebut juga mengungkapkan rincian kasus kedua yang berkaitan dengan bayi yang lahir sehat pada 13 Januari, yang mulai menunjukkan gejala virus pada 29 Januari. Pengasuh bayi didiagnosis dengan virus corona setelah bayi itu lahir, dan ibunya beberapa hari kemudian.

Maish belum jelas siapa yang menularkan siapa, tapi virus ini sangat berbahaya bagi mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah--termasuk bayi baru lahir. 

Terlepas dari dua kasus di atas, media Xinhue melaporkan, seorang wanita yang positif virus corona, berhasil melahirkan bayi sehat pada 3 Februari. Saat bayi itu di tes virus corona pada 9 Februari, hasilnya menunjukkan negatif. 

2019-nCoV, nama lain virus corona, berasal dari keluarga virus yang sama seperti SARS dan MERS. Ada laporan yang menyatakan bahwa 2019-nCoV, sama seperti SARS dan MERS, tidak menyerang anak-anak sebanyak pada orang dewasa. 

Baca Juga: Apakah Masker Bedah Efektif Mencegah Penularan Virus Flu?

Epidemi MERS di Arab Saudi pada 2012 dan Korea Selatan pada 2015 telah menewaskan lebih dari 800 orang, tapi kebanyakan anak-anak tidak memiliki gejala tersebut. Pada wabah SARS 2002-2003 di Tiongkok, juga tidak ada anak-anak yang meninggal. 

"Yang saya ketahui saat ini, tidak ada bukti bahwa virus corona dapat ditularkan di dalam rahim," kata Paul Hunter, profesor bidang kedokteran di University of East Anglia. 

Sejauh ini, virus corona telah menginfeksi lebih dari 28 ribu orang dan menewaskan 565 orang di 28 negara--meski kebanyakan korban berada di Tiongkok. Wabah ini belum dinyatakan sebagai pandemi.