Mengapa Penularan Virus dari Hewan ke Manusia Terus Terjadi?

By National Geographic Indonesia, Jumat, 6 Maret 2020 | 14:47 WIB
Coronavirus membuat takut masyarakat China. Tapi di Taiwan mereka lebih takut infeksi musiman ini. ()

Nationalgeographic.co.id - Penyebaran penyakit coronavirus disease (COVID-19) yang berawal dari transmisi coronavirus dari hewan ke manusia kemudian antarmanusia meningkatkan kewaspadaan kita bahwa potensi penyakit tular hewan (zoonosis) masih terus mengancam kesehatan secara serius di level nasional dan global.

Di Indonesia kewaspadaan naik drastis setelah Senin lalu pemerintah mengumumkan dua orang dari Depok positif terinfeksi penyakit ini. Mereka tertular setelah bertemu di Jakarta dengan warga negara Jepang positif COVID-19 pertengahan Februari lalu.

Baca Juga: Kadar Polusi Udara di Tiongkok Menurun Sejak Wabah COVID-19

Adanya infeksi yang berat pada manusia akibat dari kuman yang lazimnya mengenai hewan adalah bukan yang pertama kali terjadi. Dunia juga panik saat terjadi wabah penyakit dari virus yang satu keluarga dengan virus dari Wuhan yakni SARS-CoV (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus) pada 2003 dan MERS-CoV (Middle-East Respiratory Syndrome Coronavirus) pada 2012.

Sebelumnya juga kita telah terlebih dahulu mengenal penyebaran secara cepat virus pertama kalinya dari hewan dalam kasus Ebola, Chikungunya dan Zika.

Dari kasus-kasus itu jelas bahwa interaksi yang sering antara lingkungan tempat tinggal manusia dan hewan merupakan kondisi yang memungkinkan terjadinya penyebaran kuman penyebab penyakit bagi hewan saja atau bagi manusia saja. Dan akhirnya menyebar dari manusia ke manusia.

Dari hewan ke manusia

Orang yang sehari-hari berhubungan dengan hewan–seperti peternak, pedagang hewan, peneliti di laboratorium–memiliki risiko terinfeksi penyakit dari binatang.

Secara umum, penyebaran kuman misalnya bakteri atau virus bahkan jamur penyebab penyakit dari hewan ke manusia dapat terjadi melalui berbagai cara seperti kontak langsung, air dan makanan yang tercemar, serta lingkungan yang kotor atau berada secara terus menerus di satu tempat yang sama, dikenal sebagai zoonosis. Tentu semuanya itu menyebabkan paparan yang bersamaan antara hewan dan manusia.

Dalam kasus virus yang sekarang disebut SARS-CoV-2 ini, awalnya dari pasar Wuhan yang menjual hewan yang biasa dimakan manusia.

Sangat mungkin bahwa hewan yang dijual tersebut kurang sehat, apalagi banyak hewan liar yang juga dijual. Pasien-pasien pertama yang sakit jelas memiliki riwayat kontak dengan pasar tersebut.

Dalam kasus yang lebih ringan, hewan peliharaan seperti anjing atau kucing yang bisa membawa berbagai macam penyakit infeksi seperti brucellosis, influenza, leptospirosis, dan rabies.

Perlu kebijakan lintas sektor

Sebenarnya dalam sepuluh tahun terakhir, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Organisasasi Dunia untuk Kesehatan Hewan, Uni Eropa dan sejumlah kelompok kesehatan global mempromosikan konsep One Health dalam pendekatan kesehatan secara global.