Nationalgeographic.co.id - Gambar satelit yang dirilis oleh NASA dan Badan Antariksa Eropa menunjukkan bahwa polusi udara di Tiongkok menurun sejak wabah COVID-19 menyebar.
Pasalnya, aktivitas produksi di banyak pabrik telah dihentikan dan transportasi telah dibatasi untuk mencegah penyebaran virus. Di Tiongkok sendiri, puluhan ribu kasus telah dikonfirmasi dengan kematian mencapai 2.981 orang.
Baca Juga: Studi: Seperlima dari Total Hutan di Australia Habis Terbakar
Dalam rentang waktu 1 hingga 20 Januari 2020, gambar satelit di atas Tiongkok menunjukkan tingkat nitrogen dioksida yang lebih tinggi. Namun, dari 10 hingga 25 Februari 2020, jejak gas hampir tidak terlihat.
Nitrogen dioksida sendiri merupakan gas kuning-coklat yang berasal dari kendaraan bermotor, pembangkit listrik, dan fasilitas industri. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun terdapat sekitar 3,2 juta kasus kematian di dunia akibat polusi udara.
Ilmuwan NASA mengatakan, penurunan pencemaran udara pertama kali terlihat di Wuhan, tempat wabah dimulai.
"Ini adalah pertama kalinya saya melihat penurunan dramatis di area seluas itu dalam satu momen," kata Fei Liu, seorang peneliti kualitas udara di Goddard Space Flight Center NASA.
Baca Juga: Salju di Antartika Berubah Warna Menjadi Merah, Apa Penyebabnya?
Polusi memang cenderung turun sekitar Tahun Baru Imlek karena banyak bisnis tutup untuk perayaan, namun, para peneliti percaya penurunan ini lebih dari sekedar liburan atau efek yang berhubungan dengan cuaca.
"Tahun ini, tingkat pengurangan lebih signifikan daripada tahun-tahun sebelumnya dan itu telah berlangsung lebih lama," kata Liu.
Source | : | CNN |
Penulis | : | Daniel Kurniawan |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR