Nationalgeographic.co.id - Polusi udara global menyebabkan jutaan kematian dini setiap tahunnya dan disebut oleh para peneliti sebagai pandemi polusi udara. Bahkan, studi mengatakan, rata-rata umur manusia bisa lebih pendek sekitar tiga tahun akibat polusi buatan manusia sendiri. Polusi udara dinilai lebih mematikan daripada peristiwa perang, merokok, dan penyakit fatal lainnya.
Selain itu, semakin banyak bukti menunjukkan bahwa polusi tidak hanya berpengaruh atas peningkatan risiko kematian, tetapi juga terkait dengan atrofi otak, kanker, dan kehilangan memori serta kondisi kesehatan mental seperti depresi dan bunuh diri.
Baca Juga: Ini yang Terjadi Saat Virus Corona Menyerang Organ Tubuh
Dalam jurnalnya, para peneliti dari Max Planck Institute for Chemistry dan University Medical Centre Mainz di Jerman, mengatakan bahwa pada 2015, polusi udara menyebabkan 8,8 juta kematian dini.
Sebagai perbandingan, merokok dapat memperpendek harapan hidup hingga 2,2 tahun dan menewaskan sekitar 7,2 juta orang setiap tahunnya. Jika dibandingkan, HIV/AIDS saja menyebabkan 1 juta kematian, sementara parasit dan penyakit yang menular seperti malaria mengakibatkan sekitar 600.000 kematian. Semua bentuk kekerasan dan perang bahkan menewaskan kurang lebih 530.000 orang.
Dilansir dari IFL Science, Thomas Münzel, ketua penelitian, memaparkan bahwa sekitar dua pertiga dari kematian dini disebabkan oleh polusi udara buatan manusia--terutama dari penggunaan bahan bakar fosil. Jumlahnya meningkat hingga 80 persen di negara-negara berpenghasilan tinggi.
Jika polusi udara dikurangi dengan menghilangkan emisi bahan bakar fosil, peningkatan kualitas udara dapat menambah hingga satu tahun kehidupan dalam periode satu tahun. Dan jika semua emisi buatan manusia dihilangkan, manusia berpeluang mendapatkan hampir dua tahun ‘tambahan’ hidup.
Baca Juga: Cegah Corona dengan Jaga Kekebalan Tubuh, Konsumsi 6 Makanan Sehat Ini
Polusi udara berdampak pada gangguan pernapasan dan penyakit saluran darah. Berdasarkan data dari peneliti, penyakit kardiovaskular seperti jantung adalah yang paling cenderung memperpendek usia--mengakibatkan 43 persen hilangnya harapan hidup di seluruh dunia.
Polusi udara juga terbukti berdampak pada anak-anak di bawah usia lima tahun di negara-negara berpenghasilan rendah, juga orang-orang yang lebih tua. Tiga perempat dari kematian yang disebabkan oleh polusi udara terjadi pada orang di atas 60 tahun.
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Aditya Driantama H |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR