Nelayan Trawl Sebabkan Tangkapan di Teluk Semanting Berkurang

By Fikri Muhammad, Selasa, 10 Maret 2020 | 10:22 WIB
Nelayan Teluk Semanting ()

Pada masa mendatang, Agus berjanji akan memelihara populasi ikan tangkapan dengan zona no taking.

“Saya akan membuat zona no taking, kita jaga tidak boleh sama sekali penangkapan di sana. Baik yang ramah lingkungan atau ilegal,” ucap Agus.

Pengerajin Perahu di Teluk Semanting ()

Namun, menurut warga, kenyataan di lapangan berbeda. Seorang warga Semanting bernama Fathur Rizal (26) mengatakan bahwa mengatasi nelayan trawl tidak bisa dengan cara baik-baik.

“Lebih efektif ditangkap, kalau diomongin baik-baik ya namanya kita sama-sama cari nafkah. Yang ada malah tensi naik,” tegas Rizal kepada National Geographic Indonesia di Teluk Semanting, Kalimantan Timur (6/03/2020).

Baca Juga: Salju di Antartika Berubah Warna Menjadi Merah, Apa Penyebabnya?

Rutinitas nelayan Teluk Semanting disesuaikan dengan pasang surut laut. Waktu terbaik disebut sebagai “air hidup” dan waktu terburuk disebut sebagai “air mati”.

Dalam satu bulan terdapat 2 kali masa “air hidup”. Jika tidak memungkinkan untuk melaut, para nelayan memilih untuk beristirahat. Karena jika memaksa melaut pada saat “air mati” maka penghasilan ikan akan berkurang.

Rizal sendiri sudah melaut sejak berumur 13 tahun. Dahulu, para nelayan tidak perlu mencari spot ikan karena populasinya bertumpah ruah di kawasan laut Teluk Semanting. Namun sekarang, ikan-ikan hanya berada di spot tertentu yang jaraknya berkilo-kilo meter ke tengah laut.