Amy Cardamone, Mendedikasikan Hidup Untuk Masyarakat Tak Terwakili

By Fikri Muhammad, Rabu, 18 Maret 2020 | 09:48 WIB
Amy Cardamone, Photovoices International sedang bersama anak-anak Kampung Teluk Semanting ()

“Di Kampung Teluk Semanting, anak-anak membawa saya dan menunjukan saya desa mereka, membawa saya ke sekolah dan mengajari saya bagaimana berdoa di Masjid. Setiap malam, saya dan anak-anak berjalan-jalan bersama dan berlatih bahasa Inggris,” ucap Amy dengan riang.

Ia juga merasa diberkati saat pekerjaanya dapat memberikan nilai yang baru pada masyarakat Semanting. Ia menyaksikan sendiri bagaimana persepsi orang dapat berubah melihat keadaan yang tidak disadari sebelumnya. Yaitu saat Amy bercerita soal peranan ibu di Kampung Teluk Semanting.

“Mereka memberi tahu kami hal-hal mengenai proses pembelajaran yang dilakukan dengan kami. Misalnya seorang ibu yang menganggap bahwa dirinya selama ini hanya ibu rumah tangga, ternyata sebetulnya dia juga seorang advokat untuk warga,” kata Amy.

Baca Juga: Temple Grandin, Ilmuwan Perempuan yang Ciptakan Alat Terapi Autis

Pada Kamis (5/32020) lalu, PVI dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara menggelar pertemuan antara warga Kampung Teluk Semanting dengan Bupati dan Wakil Bupati Berau. Pada pertemuan tersebut para warga yang juga relawan Photovoices International mempresentasikan hasil foto mereka yang merepresentasikan kondisi kampung.

Respons berbagai masalah pun ditanggapi oleh Bupati dan Wakil Bupati Berau melalui janji kebijakan kepada warga Kampung Teluk Semanting. Bupati Berau Muharram pun menganggap bahwa acara yang diselenggarakan di Gedung Balai Mufakat, Tanjung Redeb itu dapat menjadi contoh untuk forum-forum pertemuan antara pemerintah dan desa. Karena melalui medium foto, permasalahan dapat terlihat dengan jelas.

Bagi Amy, hal yang paling menantang dalam pekerjaanya ialah saat meninggalkan para relawan saat proyek sudah selesai. Karena pekerjaanya itu bersifat pribadi, intim, dan intens. Membuat hubungan Amy dan masyarakat menjadi dalam.

Selain itu, sebagai orang asing pun Amy masih merasa kesulitan karena keterbatasan bahasa. Namun, itu tak menghentingkan langkahnya untuk terus memberikan nilai-nilai baru pada masyarakat. Bahkan mengajarkan mereka untuk membuat caption, mengevaluasi, dan menyemangati mereka walaupun sudah tidak bekerja dalam satu proyek bersama.