Necroplanetologi, Bidang Studi Astronomi yang Baru Diketahui

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 31 Maret 2020 | 10:54 WIB
Ilustrasi planet tua dengan bintang katai putih. (Difa Restiasari)

Nationalgeographic.co.id - Pada 2015, para astronom menemukan bintang katai putih yang berjarak 570 tahun cahaya dari Bumi dan memiliki pola redup yang aneh. Bintang tersebut meredup beberapa kali di beberapa titik kedalamannya. Atmosfernya juga dipenuhi dengan unsur-unsur yang semestinya ditemukan di planet berbatu.

Bintang katai putih tersebut adalah WD 1145 + 017 yang gravitasinya mati tak lama dari penemuannya yang berada dalam proses menghancurkan benda-benda antariksa di sekitar orbitnya. Meskipun umumnya bintang katai putih umumnya mengeluarkan banyak material ketika mati dengan suatu ledakan, tapi anehnya pada peristiwa besar tersebut, benda antariksa sekitarnya bisa selamat.

Bangkai WD 1145 + 017 pun menjadi rekonstruksi forensik astronomi untuk memahami bagaimana dan seperti apa caranya suatu benda bintang mati.

Baca Juga: Katai Putih, Bintang Penghancur Planet

Pada fenomena seperti inilah, para astronom Inggris dan Amerika Serikat menyebutnya sebagai necroplanetologi, bidang baru astronomi untuk mempelajari bangkai antariksa.

Menurut para ahli necroplanetologi, analisis mengenai WD 1145 + 017 bisa diterapkan pada penemuan masa mendatang di sistem bintang katai putih lainnya untuk memahami bagaimana planet mati mengorbit berbagai jenis bintang mati.

Bintang katai putih tersebut memiliki gravitasi yang kuat. Ini menunjukan bahwa ia telah mengumpulkan banyak material baru dari bangkai-bangkai yang selamat dari proses kematian bintang.

Kelompok astronom yang terdiri dari University of Colorado, Wesleyan University, dan University of Warwick melakukan simulasi untuk menempatkan batasan pada bangkai antariksa yang tidak terdampak dari proses pasang-surut gravitasi bintang pada proses kematiannya. Simulasi tersebut menggunakan 36 bangkai antariksa yang komponen strukturnya digunakan untuk meneliti inti dan mantel, komposisi mantel, kerak dan orbit bangkai planet.

Baca Juga: Astronom Petakan Putaran Gas yang Berfluktuasi Liar di Black Holes

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan di The Astrophysical Journal, simulasi ini menunjukan bahwa bangkai yang paling mungkin menghasilkan apa yang diamati dalam WD 1145 + 017, memiliki inti yang kecil dan mantel kerapatan rendah.

Selanjutnya, para astronom ingin bintang-bintang misterius lainnya seperti KIC 8462852, bintang AKA Tabby, yang peredupannya tidak konsisten, juga bintang katai putih lainnya yang memakan bangkai antariksa seperti ZTF J0139 + 5245 dan WD J0914 + 1914, untuk diteliti secara necroplanetologi.