Mengenai suara yang terjadi selama erupsi, terutama yang terdengar pada Jumat (10/04/2020) pukul 03.00 WIB, Satyana yakin bahwa suara tersebut bukanlah dari aktivitas vulkanik yang diduga masyarakat Jabodetabek saat Anak Krakatau aktif.
“Suara yang diciptakan saat letusan gunung berapi itu bukan dentuman, suaranya pun hanya bisa terekam di seismograf. Suaranya lebih ke infrasonik, di bawah range frekuensi pendengaran manusia,” terangnya.
Selain itu jika dikaitkan dengan letusan Anak Krakatau, sangat kecil rasanya bila terdengar di Jabodetabek, mengingat ketinggian kolom erupsinya hanya setinggi 500 meter saja.
Berdasarkan amatan Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) di Pasauran, Banten tidak merekam adanya suara letusan dari Gunung Anak Krakatau.