Semut Mempelajari Kesalahan untuk Hindari Jebakan Atau Predator

By Aditya Driantama H, Rabu, 15 April 2020 | 10:09 WIB
Semut rangrang merah (Lutfi Fauziah)

Nationalgeographic.co.id - Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa semut dan serangga lain dapat menghidari perangkap seperti predator atau jebakan.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Current Biology menjelaskan bagaimana hewan kecil ini dapat menghindari bahaya di sepanjang rute tertentu menggunakan ingatan mereka. Sementara sebelumnya dipahami bahwa mereka dapat menggunakan feromon untuk bernavigasi--ini adalah pertama kalinya sebuah penelitian menemukan semut mengoreksi rute mereka untuk menghindari bahaya.

Dengan lebih dari 12.500 spesies yang dikenal dalam keluarga semut Formicidae, semut biasanya sangat kecil dan hidup di sarang bersama koloni yang jumlahnya berkisar beberapa lusin hingga jutaan. Mereka dikenal sebagai navigator ahli yang menggunakan feromon yang rumit untuk memetakan lingkungan mereka dan menemukan jalan pulang.

Baca Juga: Akankah COVID-19 Menjangkiti Kucing Besar dan Kucing Rumah Kita?

Sebuah studi baru yang mempelajari sistem navigasi semut menemukan bahwa itu lebih dari sekedar feromon, semut mampu mengubah rute yang dipelajari berdasarkan informasi yang dikumpulkan dalam memori visual. Perilaku adaptif memungkinkan mereka untuk menghindari jebakan yang sebelumnya ditemui dalam bentuk perangkap atau predator.

Penelitian ini dilakukan oleh pakar perilaku hewan Antoine Wystrach dari University of Toulouse, di Perancis, dan rekannya. Eksperimen ini dilakukan dengan menjebak semut-semut gurun pasir dengan mengganggu jalan pulang mereka dengan perangkap lubang yang licin. Mereka menggunakan dua spesies untuk penelitian, Melophorus bagoti dari Australia dan Cataglyphis fortis dari Sahara.

Pertama kali semut-semut menemukan lubang, mereka akan kena perangkap tersebut tetapi bisa keluar lagi melalui jembatan ranting. Kali kedua mereka menemui jebakan yang sama, mereka mengalihkan jalan mereka untuk menghindari perangkap lubang tersebut.

Beberapa semut diamati berhenti untuk memindai atau mendeteksi jalan sebelum mengambil rute yang aman di sekitar jebakan.

Baca Juga: Peneliti Ungkap 42 Persen Hewan di Kebun Binatang Idap Toksoplasma

Ini menunjukkan kemampuan luar biasa untuk memperbaiki kesalahan masa lalu dengan mengubah perilaku mereka saat kedua kali mereka menemukannya. Kapasitas untuk perubahan menunjukkan mekanisme koreksi kesalahan berbasis bukti yang tentu juga bisa dipelajari oleh kita sebagai manusia dalam kehidupan.

Para peneliti menduga bahwa perilaku mengoreksi rute ini menunjukkan bahwa semut mampu menelusuri kembali pergerakan mereka beberapa detik sebelum peristiwa berbahaya dan merubah peta internal mereka.

Penemuan bahwa semut dapat menghubungkan isyarat visual dengan pengalaman negatif, memungkinkan mereka untuk menghafal rute yang berpotensi berbahaya, memberikan wawasan lebih lanjut tentang keterampilan navigasi yang rumit dari hewan-hewan kecil ini.