Karena planet ini mengorbit bintang katai merah, ia akan membahayakan kehidupan yang berada di dalamnya karena sifat bintangnya yang berubah-ubah yang menghasilkan flare stellar.
Baca Juga: Peneliti Ungkap Bagaimana Peningkatan Karbon Pengaruhi Kehidupan Laut
"Dunia yang menarik dan jauh ini memberi kita harapan yang lebih besar bahwa Bumi kedua terletak di antara bintang-bintang, menunggu untuk ditemukan," kata Thomas Zurbuchen, peneliti utama penelitian ini, associate administrator of NASA’s Science Mission Directorate in Washington.
"Data dikumpulkan oleh misi seperti Kepler dan kita Satelit Transit Exoplanet Survey (TESS) akan terus menghasilkan penemuan luar biasa saat komunitas sains memperbaiki kemampuannya untuk mencari planet yang menjanjikan tahun ke tahun," imbuhnya.
Sebelumnya pada 2015, para ilmuwan juga menemukan planet ekstrasurya yang juga mirip dan berukuran sama dengan Bumi, yang berjarak 500 tahun cahaya di konstelasi Cygnus. Planet tersebut diberinama Kepler-186F yang juga berada di kawasan yang memumpuni untuk dihuni.