Lagi, Satelit Kepler Temukan Planet Ekstrasurya Kembaran Bumi

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Kamis, 23 April 2020 | 15:36 WIB
Perbandingan ukuran Kepler-1649c dengan Bumi (NASA/Ames Research Center/Daniel Rutter)

Nationalgeographic.co.id - Ada banyak planet-planet luar angkasa yang sudah ditemukan oleh para ilmuwan dari data teleskop ruang angkasa Kepler. Salah satunya mengenai planet ekstrasurya Kepler-1649c yang berada di zona layak huni.

Kepler-1649c sedikit lebih besar 6% dan memiliki perkiraan suhu yang mirip dengan Bumi. Ia berjarak sekitar 300 tahun cahaya. Planet ini mengorbit bintang utamanya yang berukuran sekitar seperempat dari Matahari kita.

Berdasarkan laporan peneliti pada Astrophysical Journal Letters, para ilmuwan menemukan Kepler-1649c berdasarkan pengamatan lama dari satelit Kepler yang pensiun di tahun 2018.

Baca Juga: Kehabisan Bahan Bakar, Teleskop Kepler Akhiri Misi Luar Angkasa

Para peneliti menemukannya menggunakan algoritma komputer yang salah. Mereka lalu meninjau kembali data Kepler dan memiliki tanda kedua sehingga mampu mengenalinya sebagai planet.

Jeff Coughlin ilmuwan dari SETI Institute mengatakan: "Ada sejumlah besar sinyal pada tahap deteksi awal. Kami butuh bertahun-tahun mempelajari sinyal-sinyal ini secara mendalam untuk membedakannya."

Ilustrasi permukaan Kepler-1649c (NASA/Ames Research Center/Daniel Rutter)

Berdasarkan laporan peneliti, planet Kepler-1649c ini mungkin sebanding dengan Bumi saat menerima sekitar 75% cahaya dari bintang utamanya. Planet yang baru ditemukan tersebut mengorbit bintang katai merah kecil dengan begitu dekat sehingga satu tahun di sana sama dengan 19,5 hari Bumi.

Baca Juga: Memahami Kepahlawanan Kartini Melalui Surat-suratnya

"Semakin banyak data yang kita dapatkan, semakin banyak tanda yang kita lihat menunjuk pada gagasan bahwa planet ekstrasurya yang berpotensi dihuni dan seukuran Bumi adalah umum di sekitar bintang-bintang semacam ini," kata Andrew Vanderburg, peneliti dari University of Texas. 

"Mereka mungkin tidak terlalu berbeda dari Bumi kita, hanya terlihat sedikit lebih cerah," papar Vanderburg.

Kepler-1649c mengitari bintang katai merah (NASA/Ames Research Center/Daniel Rutter)

Karena planet ini mengorbit bintang katai merah, ia akan membahayakan kehidupan yang berada di dalamnya karena sifat bintangnya yang berubah-ubah yang menghasilkan flare stellar.

Baca Juga: Peneliti Ungkap Bagaimana Peningkatan Karbon Pengaruhi Kehidupan Laut

"Dunia yang menarik dan jauh ini memberi kita harapan yang lebih besar bahwa Bumi kedua terletak di antara bintang-bintang, menunggu untuk ditemukan," kata Thomas Zurbuchen, peneliti utama penelitian ini, associate administrator of NASA’s Science Mission Directorate in Washington.

"Data dikumpulkan oleh misi seperti Kepler dan kita Satelit Transit Exoplanet Survey (TESS) akan terus menghasilkan penemuan luar biasa saat komunitas sains memperbaiki kemampuannya untuk mencari planet yang menjanjikan tahun ke tahun," imbuhnya.

Sebelumnya pada 2015, para ilmuwan juga menemukan planet ekstrasurya yang juga mirip dan berukuran sama dengan Bumi, yang berjarak 500 tahun cahaya di konstelasi Cygnus. Planet tersebut diberinama Kepler-186F yang juga berada di kawasan yang memumpuni untuk dihuni.