Bagaimana Virus Corona Mengubah Budaya Ramadan Umat Muslim Dunia?

By Fikri Muhammad, Jumat, 24 April 2020 | 12:15 WIB
Lentera Ramadhan tradisional dipajang untuk dijual di sebuah kios menjelang Ramadhan di jalan Al Khayamia di Kairo, Mesir (Amr Abdallah)

Pedoman jaga jarak fisik juga akan meredam semangat Ramadan, kata Rozana kepada Al Jazeera.

"Kita harus berlatih menjaga jarak fisik, tidak saling menyapa dengan cara yang biasa kita lakukan yaitu dengan memeluk sesama Muslim atau berjabat tangan, ini pasti akan berdampak pada semangat banyak orang," ungkapnya.

Sholat Jumat di luar masjid Omar Binu Katab, sementara penyebaran COVID-19 berlanjut di distrik Hodan, Mogadishu, Somalia. (Feisal Omar)

Doa berjamaah telah dilarang di beberapa negara dan banyak masjid telah ditutup sementara

Jordan telah menangguhkan warganya untuk beribadah tarawih di masjid, mendesak mereka untuk melaksanakanya di rumah.

Ayatollah Ali Khamaeni di Iran juga menyerukan kepada masyarakatnya agar menghindari doa berjamaah. Begitu juga di Selangor, Malaysia yang menangguhkan aktivitias keagamaan di masjid sampai 31 Mei mendatang.

Di Arab Saudi, Raja salman telah memerintahkan untuk memendekan rakaat salat tarawih yang akan diadakan tanpa kehadiran publik pada dua masjid suci di Mekah dan Madinah.

Masjid-masjid di Inggris Raya dan di tempat lain juga akan menyiarkan khotbah secara langsung, juga pembacaan Al-Qur'an dan doa.

Para jamaah di berbagai belahan dunia dapat menghadiri ceramah agama melalui aplikasi konferensi video seperti Zoom, Facebook, dan YouTube.

"Bagi kami, konektivitas--apakah itu melalui kelas, pembacaan Al-Qur'an atau doa di masjid--kami akan mencobanya di rumah," ucap Aiasha Amir, Istruktur Islam asal Pakistan yang akan memberikan kuliah dari melalui Facebook selama Ramadan di halaman Al-Jazeera.

Baca Juga: Ramadan Virtual di Kanada, Melaksanakan Ibadah Selama Covid-19

Memberi amal dan zakat merupakan salah satu dari lima rukun Islam. Di Uni Emirat Arab (UEA), badan amal akan mengirimkan makanan buka puasa kepada orang miskin alih-alih melayani mereka di tenda atau masjid. Selama adanya jam malam nasional sejak 26 Maret.