Nationalgeographic.co.id— Swietenia Puspa Lestari mulai menyadari pentingnya kebersihan lautan semenjak ia gemar pada dunia selam.
"Tadinya kita fun diving mulanya," ungkap Tenia. "Lalu kita melakukan pembersian sampah, community develompent, dan bekerja sama dengan perusahaan." Dia mengatakannya saat diskusi daring yang digelar pada 26 April 2020.
National Geographic Indonesia dan Saya Pilih Bumi sepanjang tahun ini menggelar kampanye #PerempuanUntukPerubahan dan #BerbagiCerita. Gagasan baru ini dikemas dalam diskusi daring bertajuk "Inspirasi Perempuan untuk Perubahan Lingkungan" pada 25-26 April 2020. Sepanjang dua hari itu, enam perempuan akan bercerita tentang gagasan dan upayanya mewujudkan Bumi yang lebih baik.
Bersama Divers Clean Action, dirinya melakukan empat pilar untuk memberishkan sampah laut. Diantaranya Marine Debris Research, Campaign & Workshop, Community Development, CSR & EPR Facilitator.
Divers Clean Action (DCA) adalah LSM pemuda dan komunitas yang berfokus pada masalah puing laut. DCA telah bermitra dalam melakukan penelitian dengan beberapa universitas.
Di sisi lain, DCA juga mengimplementasikan program kolaborasi lingkungan dengan lembaga penyelaman, mengambil peran sebagai fasilitator untuk pengembangan masyarakat pesisir, dan melakukan berbagai kampanye dan pelatihan. Semua kegiatan dilakukan dalam tiga tahun terakhir dengan lebih dari 1.000 sukarelawan di seluruh Indonesia.
DCA didirikan oleh Swietenia Puspa Lestari, Nesha Ichida, dan M. Adi Septiono pada 2015. Sekarang, DCA memiliki 12 anggota tim yang bertujuan untuk mengembangkan peran pemuda dalam memerangi masalah puing laut terutama di pulau-pulau kecil Indonesia.
Sebagai founder, Swietenia masuk pada kategori TOP 100 BBC Influental and Inspiring Woman 2019 dan Forbes 30 Under Social Entrepreneur Asia 2020.
Saat membersihkan laut dari sampah, Drivers Clean Action menghipun data sejak 2019 dan menemukan bahwa yang paling berat adalah sampah tekstil. Dia mengatakan bahwa tekstil di Indonesia belum tergolong dengan baik.
Kasus lain terkait sampah di laut adalah kawasan mangrove. Ia berkata bahwa pada daerah tersebut rawan sampah yang menumpuk. "Ketika saya bebersih di mangrove Menjangan, kasus sampah nya jika tidak dibersihkan bisa tebal setinggi 30 cm. Hal-hal seperti itu terjadi," ucapnya.
Teknis bebersih sampah yang dilakukan Drivers Clean Action seperti memetakan area 50 meter persegi dan melakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Area yang dimonitor itu juga dilihat apakah itu merupakan daerah wisata atau tidak.