Swietenia Puspa Lestari, Punguti Sampah Lautan Demi Kebaikan Bumi

By Fikri Muhammad, Senin, 27 April 2020 | 05:00 WIB
Switenia Puspa Lestari ()

Nationalgeographic.co.id— Swietenia Puspa Lestari mulai menyadari pentingnya kebersihan lautan semenjak ia gemar pada dunia selam.  

"Tadinya kita fun diving mulanya," ungkap Tenia. "Lalu kita melakukan pembersian sampah, community develompent, dan bekerja sama dengan perusahaan." Dia mengatakannya saat diskusi daring yang digelar pada 26 April 2020.

National Geographic Indonesia dan Saya Pilih Bumi sepanjang tahun ini menggelar kampanye #PerempuanUntukPerubahan dan #BerbagiCerita. Gagasan baru ini dikemas dalam diskusi daring bertajuk "Inspirasi Perempuan untuk Perubahan Lingkungan" pada 25-26 April 2020. Sepanjang dua hari itu, enam perempuan  akan bercerita tentang gagasan dan upayanya mewujudkan Bumi yang lebih baik.

Bersama Divers Clean Action, dirinya melakukan empat pilar untuk memberishkan sampah laut. Diantaranya Marine Debris Research, Campaign & Workshop, Community Development, CSR & EPR Facilitator.

Divers Clean Action (DCA) adalah LSM pemuda dan komunitas yang berfokus pada masalah puing laut. DCA telah bermitra dalam melakukan penelitian dengan beberapa universitas.

Di sisi lain, DCA juga mengimplementasikan program kolaborasi lingkungan dengan lembaga penyelaman, mengambil peran sebagai fasilitator untuk pengembangan masyarakat pesisir, dan melakukan berbagai kampanye dan pelatihan. Semua kegiatan dilakukan dalam tiga tahun terakhir dengan lebih dari 1.000 sukarelawan di seluruh Indonesia.

National Geographic Indonesia dan Saya Pilih Bumi sepanjang tahun ini menggelar kampanye #PerempuanUntukPerubahan dan #BerbagiCerita. Gagasan baru ini dikemas dalam diskusi daring bertajuk "Inspirasi Perempuan untuk Perubahan Lingkungan" pada 25-26 April 2020. (National Geographic Indonesia)

DCA didirikan oleh Swietenia Puspa Lestari, Nesha Ichida, dan M. Adi Septiono pada 2015. Sekarang, DCA memiliki 12 anggota tim yang bertujuan untuk mengembangkan peran pemuda dalam memerangi masalah puing laut terutama di pulau-pulau kecil Indonesia.

Sebagai founder, Swietenia masuk pada kategori TOP 100 BBC Influental and Inspiring Woman 2019 dan Forbes 30 Under Social Entrepreneur Asia 2020.

Saat membersihkan laut dari sampah, Drivers Clean Action menghipun data sejak 2019 dan menemukan bahwa yang paling berat adalah sampah tekstil. Dia mengatakan bahwa tekstil di Indonesia belum tergolong dengan baik. 

Kasus lain terkait sampah di laut adalah kawasan mangrove. Ia berkata bahwa pada daerah tersebut rawan sampah yang menumpuk. "Ketika saya bebersih di mangrove Menjangan, kasus sampah nya jika tidak dibersihkan bisa tebal setinggi 30 cm. Hal-hal seperti itu terjadi," ucapnya. 

Teknis bebersih sampah yang dilakukan Drivers Clean Action seperti memetakan area 50 meter persegi dan melakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Area yang dimonitor itu juga dilihat apakah itu merupakan daerah wisata atau tidak.

Pantai juga disesuaikan dengan pasang surut dan data yang disederhanakan. Jenis sampah juga dibedakan berdasarkan jenisnya. 

Setelah bebersih sampah, maka hasilnya akan diarahkan ke bank sampah untuk dikelola atau ke tps. Lokasinya sendiri berada di pulau seribu dan beberapa pulau di kota lain seperti Palu, Lampung, dan Lombok.

Baca Juga: Selisik Peran Perempuan dalam Ketahanan Pangan

Para penyelam membersihkan lantai laut demi menjaga kelestarian penghuninya. (Divers Clean Action)

Swietenia juga memberikan 10 langkah yang bisa dilakukan di rumah untuk merayakan hari bumi seperti.

1. Dukung #Dirumahaja, jika harus keluar maka harus melakukan jaga jarak sosial.

2. Ubah, timbulkan, dan tingkatkan kebiasaan gaya hidup ramah lingkungan bersama keluarga dan tetangga.

3. Eduksi: anak/adik/keponakan dengan permainan dan kegiatan lingkungan

4. Kampanye di medsos, ukur engagement dan tingaktkan dampak.

5. Melakukan penelitian terkait lingkungan.

6 Advokasi pihak terkait via internet.

7. Istirahatka listrik.

8. Investasikan uang ke solusi jangka panjang.

9. Pelajari program pemerintah daerah.

10. Tolong warga dan kawan sekitar. 

Sementara untuk kegiatan ramadan, Swietena memberikan tips agar kita tetap bisa mengisi waktu sekaligus memberikan bobot muatan lingkungan.

"Kita bisa minta tokoh masyarakat untuk membantu memberikan ceramah yang bisa menyisipkan hal lingkungan," ucapnya. 

Swietenia yakin bahwa tidak ada perbedaan antara perempuan dan laki-laki. Namun dia seringkali merasa tidak nyaman ketika suarany dalam rapat tidak didengar. Ia berpesan bahwa perempuan harus fokus pada tujuan 

Sampah laut yang ditemukan, ditimbang dan dicatat untuk memantau tren atau kecenderungannya. (Divers Clean Action)

Pada penutup berbagi cerita, Marti Karina PS, Group Head of Marketing Communication mengatakan bahwa masalah laut itu bukan cuma tentang sampah. Mirisnya, saat ini masih banyak yang hanya saling menyalahkan. Padahal masing-masing sudah memiliki perannya sendiri. Misal pemerintah membuat regulasi, stakeholder ikut bertanggung jawab atau membuat sistem pendukung. Dan yang paling penting, imbuhnya, diri kita sendiri juga perlu melakukan perubahan sikap.

Di kondisi pagebluk seperti ini pun kita tetap bisa menjadi agen perubahan atau melakukan hal positif untuk lingkungan. Sesederhana mulai membiasakan diri dengan gaya hidup memilah sampah yang ada di rumah, atau mulai belajar mengolahnya hingga membuat biopori, memulai edukasi di rumah terkait lingkungan. Istirahatkan listrik, lihat langit dan rawat tanaman. Serta mengikuti program-program yang bisa meningkatkan pengetahuan.