Tingkatkan Literasi Keuangan di Tengah Pandemi, Berikut Caranya

By National Geographic Indonesia, Selasa, 28 April 2020 | 16:19 WIB
Ilustrasi keuangan. (Micheile Henderson/Unsplash)

Sekarang menjadi kesempatan untuk investor lokal menyuntikan uangnya ke dalam bursa yang mayoritas dananya bersumber dari pihak asing. Mengurangi ketergantungan kita terhadap dana asing bisa mewujudkan pasar modal yang lebih stabil dan tidak terlalu rentan.

Masih banyak lagi produk keuangan lainnya selain saham untuk diminati seperti peer-to-peer lending, di mana Anda dapat meminjamkan uang ke individu atau bisnis melalui sebuah perusahaan teknologi dan keuntungan yang kita peroleh berasal dari bunga pinjaman.

4. Bangun karakter Anda

Percuma jika hanya memiliki wawasan dan pemikiran keuangan yang baik jika tidak diikuti dengan tindakan nyata.

Menyusun rencana keuangan adalah mudah; yang sulit ialah menjalankannya. Oleh karena itu, kita harus menanamkan nilai disiplin dan berlatih mengendalikan diri sebaik mungkin. Semua ini adalah bagian dari prinsip pembelajaran sepanjang hidup (lifelong learning).

5. Beri sumbangan

Terakhir, dalam menghadapi krisis yang mendunia ini kita tidak boleh lupa untuk mewujudkan nilai kepedulian terhadap sesama. Layaknya ekonomi, kehidupan juga memiliki siklus seperti roda yang terus berputar.

Motivasi kapitalisme dalam meningkatkan literasi keuangan juga harus diseimbangi dengan nilai-nilai sosialisme: berbagi dengan yang membutuhkan. Sadari bahwa kita sebagai manusia menghadapi pandemi ini bersama dan yang paling terdampak dari pandemi ini adalah golongan menengah ke bawah.

Mari kita bersama menjaga jarak dan memelihara kesehatan fisik dan mental, membantu bagi mereka yang membutuhkan, dan memperkaya diri agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik setelah badai ini berlalu.

Penulis: Stevanus Pangestu, Assistant Professor at the Faculty of Economics and Business, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.