Kelelawar dan Virus Corona Telah Berevolusi Bersama Selama Jutaan Tahun

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 19 Mei 2020 | 17:15 WIB
Ilustrasi kawanan kelelawar. (Shutterstock)

"Ini adalah perkiraan yang sangat kasar dari proporsi kelelawar yang terinfeksi. Ada peningkatan bukti untuk variasi musiman dalam sirkulasi virus ini pada kelelawar—menunjukkan bahwa jumlahnya dapat sangat beragam dalam setahun," kata Camille Lebarbenchon, ahli ekologi penyakit di Université de La Réunion.

Ilustrasi virus corona yang menyerang organ tubuh ()

Para peneliti melakukan analisis genetika dari virus corona yang ada pada kelelawar-kelelawar tersebut. Dengan membandingkan coronavirus yang diisolasi dan diurutkan dalam konteks penelitian ini dengan yang berasal dari mamalia lain termasuk lumba-lumba, alpaca, dan manusia, para peneliti mampu membangun pohon keluarga coronavirus raksasa. Silsilah keluarga ini menunjukkan bagaimana berbagai jenis virus corona saling berhubungan satu sama lain.

"Kami menemukan bahwa masing-masing genera dari keluarga kelelawar yang memiliki virus corona, punya strain-nya sendiri," kata Goodman.

Sebagai contoh, kelelawar pemakan buah dari keluarga Pteropodidae yang membentuk kelompok sendiri di pohon mereka, secara genetika memiliki jenis virus corona yang berbeda dari grup kelelawar lain, meski ditemukan di zona geografis yang sama.

"Meksi begitu, berdasarkan sejarah evolusi dari kelompok kelelawar yang berbeda, jelas bahwa ada koeksistensi yang mendalam antara kelelawar (pada tingkat genus dan keluarga) dan virus corona," ungkap Goodman.

Mempelajari bagaimana berbagai jenis virus corona berevolusi bisa menjadi kunci untuk mencegah wabah di masa depan. "Sebelum benar-benar menyusun program kesehatan yang mencoba menangani kasus penularan penyakit dari hewan ke manusia, atau sebaliknya, Anda perlu tahu dulu virus apa saja yang ada di luar sana. Ini semacam cetak biru," paparnya.

Goodman menambahkan, studi ini menyoroti pentingnya koleksi museum. Para peneliti menggunakan spesimen kelelawar yang disimpan di Field Museum untuk mengonfirmasi identitas hewan yang terlibat dalam studi ini. Spesimen-spesimen tersebut membantu meyakinkan mereka kelelawar dari geografis mana saja yang memiliki virus corona.

Baca Juga: Video Ini Tunjukkan Betapa Mudahnya Virus Menyebar Lewat Benda Sekitar

Terlepas dari kenyataan bahwa kelelawar membawa virus corona. Goodman menekankan, kita tidak seharusnya merespons dengan melukai atau memusnahkan kelelawar atas nama kesehatan manusia.

"Ada banyak bukti bahwa kelelawar penting bagi ekosistem. Apakah itu untuk penyerbukan bunga, penyebaran buah-buahan, atau mengonsumsi serangga (terutama yang bertanggung jawab atas penularan berbagai penyakit kepada manusia," katanya.

"Manfaat yang mereka berikan untuk kita, melebihi potensi negatif apa pun," pungkas Goodman.