Mengenang Bencana Beruntun Di Balik Penemuan Batu Bata LEGO

By Fikri Muhammad, Kamis, 11 Juni 2020 | 19:27 WIB
LEGO ()

Seperti cetakan injeksi plastik tempat di mana plastik dilelehkan pada rongga cetakan. Namun karena kurangnya bahan, pemerintah Denmark melarang penggunaan cetakan itu secara komersialnya sampai tahun 1947.

Godtfred Kirk Christiansen, President LEGO, menjelaskan kepada anak-anam tentang bangunan LEGO, 1967. (PA Images)

Meskipun dilarang, Ole membeli mesin cetak injeksi plastik pada tahun 1946 dan mulai bereksperimen dengan mainannya. LEGO menciptkan produk plastik yang diebut Bata Biding Otomatis pada 1949. Mirip dengan batu bata LEGO moderen.

Mainan itu merupakan bentuk penghormatan kepada pasukan Sekutu yang membebaskan Denmark dan mengakhiri Perang Dunia II. Ia terinspirasi oleh satu set batu bata penguncian diri yang ditemukan oleh perusahaan Inggris, Kiddicraft, yang pada akhirnya LEGO secara resmi membeli hak cipta desain tersebut pada 1981.

Ole dan putranya, Godtfred, memperbaiki desain mainan dan menjualnya ke pasar pada 1949. Wlaupun itu bukan mainan paling populer LEGO.

Ole meninggal pada tahun 1958, tepat saat putranya ingin menggunakan Automatic Binding Bricks sebagai dasar dari sistem permainan LEGO.

Baca Juga: Nasib Pengrajin Mainan Kayu di India Terancam Akibat Penebangan Hutan

Rancangan itu menggunakan prinsip bahwa semua blok harus saling terkait dan bisa meningkatkan potensi imajinatif anak-anak dan penjualan. Sistem ini pun menjadi pondasi LEGO modern.

Lima tahun berselang, LEGO kembali mengalami kebakaran yang ketiga. Kebakaran ini melahap semua persediaan mainan kayu perusahaan. Sehingga, LEGO memutuskan untuk membuang kayu untuk selamanya dan bergerak maju dengan plastik.

Di masa sekarang ini, keputusan itu telah berdampak besar. Billund, daerah yang tidak dikenal sebelumnya sekarang adalah tujuan wisata dan Grup LEGO telah membangun perusahaanya menjadi industri titan.