Nationalgeographic.co.id - Sir Arthur Ignatius Conan Doyle, lahir 22 Mei 1859, di Edinburgh, Skotlandia dan meninggal 7 Juli 1930, di Crowborough, Sussex, Inggris. Ia merupakan penulis Skotlandia yang terkenal atas karyanya yaitu Detektif Sherlock Holmes.
Conan Doyle adalah anak kedua dari 10 bersaudara, dari pasangan Charles Altamont dan Mary Foley Doyle. Ia menempuh pendidikan selama tujuh tahun di Jesuit di Lancashire, Inggris, pada tahun 1868. Setelah satu tahun tambahan bersekolah di Feldkirch, Austria, Conan Doyle kembali ke Edinburgh.
Dia menerima kualifikasi Sarjana Kedokteran dan Magister Bedah dari Edinburgh pada 1881 dan gelar M.D. pada 1885 setelah menyelesaikan tesisnya, "Sebuah Esai tentang Perubahan Vasomotor di Tabes Dorsalis."
Baca Juga: Mengenang Jasa Pramono Edhie Wibowo Atas Pendakian Everest 1997
Sebagai seorang mahasiswa kedokteran, Conan Doyle sangat terkesan dengan keterampilan profesornya, Dr. Joseph Bell, dalam mengamati detail mengenai kondisi pasien.
Master deduksi diagnostik itu menjadi model untuk penciptaan sastra Conan Doyle, Sherlock Holmes--pertama kali muncul dalam A Study in Scarlet yang diterbitkan dalam Beeton's Christmas Annual of 1887.
Aspek-aspek lain dari pendidikan dan pengalaman medis Conan Doyle muncul di novel semiautobiografinya, The Firm of Girdlestone (1890) dan The Stark Munro Letters (1895), juga dalam kumpulan cerita pendek medis Round the Red Lamp (1894).
Didorong oleh desakan publik, Conan Doyle terus menulis petualangan Sherlock Holmes hingga tahun 1926. Cerita pendeknya dikumpulkan dalam beberapa volume, dan ia juga menulis novel seperti The Hound of the Baskervilles (1901–02) yang menampilkan Holmes dan asistennya, Watson. Ia juga membuat kisah ksatria abad ke-14 yang tertuang dalam The White Company (1891).
Conan Doyle menikahi Louisa Hawkins pada tahun 1885. Mereka memiliki dua anak, Mary dan Kingsley. Setahun setelah kematian Louisa pada tahun 1906, ia menikah lagi dengan Jean Leckie dan memiliki tiga anak, Denis, Adrian, dan Jean.
Conan Doyle dianugerahi gelar bangsawan (Sir) pada tahun 1902 atas karyanya, disertai dengan lapangan rumah sakit di Bloemfontein, Afrika Selatan dan layanan lainnya selama Perang Afrika Selatan.
Conan Doyle sendiri mempunyai pandangan dan mendukung kampanye spiritualisme. Pandangan ini didasari oleh agama dan subjek penelitian psikis berdasarkan pada keyakinan bahwa arwah orang yang meninggal terus ada di akhirat dan dapat dihubungi oleh mereka yang masih hidup.
Dia menyumbangkan sebagian besar hasil dari keuntungan karya sastranya untuk mendukung kampanye ini. Ia juga menuangkan spiritualitasnya kedalam The New Revelation (1918) hingga The History of Spiritualism (1926).
Baca Juga: Mengapa Bohemian Rhapsody Menjadi Lagu Terbaik yang Pernah Ditulis?
Conan Doyle menjadi pendukung spiritualisme paling terkenal di dunia kala itu, bahkan ia meyakini dua gadis muda bernama Elsie Wright dan Frances Griffiths yang memotret peri di Yorkshire Cottingley dan menuangkanya dalam The Coming of the Fairies (1922).
Meski begitu, banyak yang menentang keyakinanya, mulai dari pesulap Harry Houdini dan berdebat dengan seorang humanis Joseph McCabe pada 1920.
Conan Doyle meninggal di Windlesham, rumahnya di Crowborough, Sussex, 13 Juli 1930.