Nationalgeographic.co.id - Baru saja wafat, bekas tentara Korps Baret Merah Pramono Edhie Wibowo meninggalkan kenangan bagi militer dan Indonesia atas perannya dalam pendakian Everest 1997 tim Kopassus lalu.
Kenangan itu membekas pada TNI (Purn) Erwin Soejono yang ditemui pewarta saat pemakaman di Taman Makam Pahlawan, Kalibata 14 Juni 2020 silam. Erwin yang juga merupakan kakak ipar almarhum, berkisah bahwa ketika Pramono masih berpangkat Letnan Kolonel Kopassus, ia menuruti kemauan Danjen Kopassus Prabowo Subianto yang ingin mengharumkan nama bangsa untuk menggapai puncak Everest dari pasukan baret merah.
"Gagasan ini merupakan implementasi dari keinginan Komando Jendral Kopassus waktu itu, Mayor Jenderal TNI Prabowo Subianto, agar TNI tidak kalah oleh tentara dari negara maju," warta vivanews yang mengutip Erwin (14/06/2020).
Baca Juga: Everest Ditutup Untuk Cegah Corona, Wisata Nepal Paling Terdampak
Pramono ialah sosok pemimpin tim Everest Kopassus 1997. Erwin mengingat pendakian itu adalah misi nekat karena persiapan yang minim tanpa pengalaman pendakian gunung bersalju. Tekad kuat Pramono kala itu: pantang pulang sebelum berhasil menggapai atap Everest.
Walaupun tidak ikut mendaki sampai puncak, Pramono mempunyai peran penting untuk mengoordinasi pasukannya yang mendaki jalur utara dan selatan, dengan bantuan supervisi dari Anatoli Boukreev.
Dalam kenangan Octavianus Matakupan, pelatih fisik berbagai tim pendaki gunung Indonesia yang saat itu bersama Pramono di Rongbuk Glacier, base camp sisi utara Everest, mengingat perintahnya saat menyeru pasukan utara untuk turun akibat badai.
“Almarhum yang saat itu memonitor percakapan radio antara saya dan para pendaki, kemudian memotong komunikasi tersebut dengan perintah tegas, yaitu untuk menghentikan pendakian dan menarik mundur pendaki," paparnya.
“Masih segar dalam ingatan: ‘Octavianus Matakupan, jangan korbankan pendaki. Tim Selatan sudah berhasil, tarik mundur (tim yang berada di sisi utara).’ Perintah tersebut kemudian langsung diteruskan kepada para pendaki. Selamat jalan Jenderal,” ucap Octavianus pada percakapanya dengan Tempo (14/06/2020).
Baca Juga: Kisah Eksekusi Kapten Kidd, Bajak Laut yang Bekerja untuk Negara
Keberhasilan tim Kopassus diraih oleh tim selatan. Salah satu yang menorehnya adalah Pratu Asmujiono yang kala itu berusia 25 tahun.
Kenangan penulis artikel Pramono Edhie Wibowo dan Tim Kopassus-Indonesia Everest 1997 di Tempo dengan Pramono yang bertemu di Mako Kopassus Cijantung pada 1996 ialah bahwa hobinya tidak berhubungan dengan kegiatan olahraga mendaki gunung. Namun, Pramono dengan tegas menjalankan penugasan dari Prabowo dengan sepenuh hati.
Pramono Edhie Wibowo wafat di usia 65 tahun pada Sabtu malam, 13 Juni 2020, yang didiagnosa terkena serangan jantung di RSUD Cimacan, Jawa Barat.
Source | : | Tempo,VivaNews |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR