Demam Sepeda dan Bagaimana Itu Mengubah Dunia Pada 1890-an?

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 29 Juni 2020 | 16:31 WIB
Perlombaan sepeda Tour de France pada 1903. (Picture Art Collection/Alamy)

Nationalgeographic.co.id – Jika sejarah tidak berulang, ia pasti berima. Dengan permintaan sepeda yang meningkat, juga persiapan setiap negara untuk mendesain ulang kota-kotanya yang berfokus pada pejalan kaki dan pesepeda, ini mengingatkan pada abad ke-19 ketika munculnya sepeda mengubah masyarakat di seluruh dunia.

Kala itu, sepeda merupakan disrupsi teknologi, mirip dengan smartphone hari ini. Selama beberapa tahun ke depan pada 1890-an, sepeda menjadi barang yang harus dimiliki setiap orang. Ia merupakan alat transportasi yang cepat, terjangkau, bergaya, dan bisa membawa Anda ke mana pun dan kapan pun Anda ingin pergi dengan gratis.

Hampir semua orang bisa mengendarainya. Mulai dari Sultan Zanzibar, Tsar Rusia, kelas menengah hingga kelas pekerja di seluruh dunia memiliki sepeda mereka sendiri. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, masyarakat bisa bergerak dengan bebas sesuka hati. Tidak perlu kereta kuda yang mahal.

Tak hanya ringan, terjangkau, dan mudah dirawat, sepeda juga membuat perjalanan lebih cepat.

Baca Juga: Semasa Hidup, Tjokroaminoto Gemar Memerankan Wayang Orang Hanoman

Gaya hidup berubah. Para wanita sangat antusias, mereka mengganti rok gaya Victoria yang rumit dengan celana dan pakaian ‘rasional’ serta berbondong-bondong turun ke jalanan dan bersepeda.

“Saya rasa sepede juga berperan dalam emansipasi wanita, melebihi apa pun di dunia ini,” kata Susan B. Anthony, aktivis hak-hak perempuan, dalam sebuah interview dengan New York Sunday World pada 1896.

“Saya berdiri dan bersuka cita setiap kali melihat seorang wanita mengendarai sepeda. Menunjukkan bahwa mereka wanita yang bebas dan tidak mudah goyah,” tambahnya.

Sepeda menjadi simbol perempuan mandiri pada 1890-an. (Universal History Archive/Getty)

Pada 1898, bersepeda menjadi kegiatan yang populer di Amerika Serikat sehingga menurut New York Journal of Commerce, mengalahkan bisnis restoran dan bioskop.

Melahirkan industri lain

Orang yang menciptakan sepeda adalah pria asal Inggris bernama John Kemp Starley. Pada 1885, ketika berusia 30 tahun, ia mulai melakukan eksperimen di bengkelnya. Starley membuat sepeda yang digerakkan rantai dengan dua roda yang lebih kecil. Setelah beberapa kali membuat prototipe, ia mendapatkan hasil seperti apa yang kita lihat sekarang.

Ketika pertama kali ditampilkan pada pameran sepeda tahun 1886, penemuan Starley menarik minat banyak orang. Namun, dua tahun kemudian, ketika sepeda dipasang dengan ban pneumatik yang baru ditemukan—membuatnya lebih aman dikendarai—hasilnya menggila.

Pembuat sepeda di seluruh dunia pun bergegas menawarkan versi mereka sendiri. Ratusan perusahaan baru muncul untuk memenuhi permintaan sepeda yang membludak. Saat penyelenggaraan Stanley Bicycle Show di London pada 1895, 200 pembuat sepeda memamerkan 3.000 model.

Permintaan sepeda yang terus meningkat akhirnya melahirkan industri-industri lain seperti bantalan bola dan tabung baja. Efeknya juga meluas ke periklanan. Para desainer ditugaskan membuat poster yang indah—ini menciptakan proses litografi yang memungkinkan kita mencetak dengan warna yang lebih kaya dan jelas.

Strategi pemasaran seperti yang kita lihat saat ini—seperti meluncurkan model baru setiap tahun—dimulai dari industri sepeda pada 1890-an.

Membentuk masa depan

Munculnya sepeda menyentuh banyak aspek kehidupan—mulai dari seni, musik, literatur, mode, bahkan kumpulan gen manusia. Catatan paroki di Inggris menunjukkan peningkatan pernikahan antardesa di tengah kegilaan masyarakat terhadap sepeda. Anak-anak muda yang merasa bebas, berkeliaran sesuka hati dengan sepedanya—berbaur di jalanan dan mengunjungi desa-desa lain.

Sepeda pun dianggap memiliki peran dalam membentuk masa depan. “Efek sepeda dalam pengembangan kota sangat revolusioner,” ungkap sebuah tulisan yang dipublikasikan pada majalah Sosiologi Amerika pada 1892. Dalam artikel berjudul “Economic and Social Influences of the Bicycle”, penulis memprediksikan kota-kota yang lebih bersih, hijau, tenang, bahagia, sehat, dengan penghuninya yang kerap menghabiskan waktu di luar ruangan.

Pesepeda muda menghabiskan waktu di Central Park. (The Library of Congress)

Berkat sepeda, ia menulis, anak-anak muda “melihat dunia lebih luas dan menjalin kontak dengan banyak orang. Dengan sepeda, mereka terus-menerus berkeliaran di banyak kota di sekitarnya dan tak jarang menjelajahi negara bagian sehingga akrab dengan penduduk di negara lain. Pengalaman semacam itu menghasilkan pertumbuhan energi dan kemandirian karakter……”

Sepeda akhirnya memengaruhi politik dan kebijakan dengan pembukaan jalur-jalur khusus. Brooklyn membuka jalur sepeda khusus pertama di Amerika pada tahun 1895 dengan rute dari Prospect Park ke Pulau Coney. Sekitar 10.000 pengendara sepeda menggunakannya di hari pertama.

Baca Juga: Mengapa Tanda Bahaya Pertama yang Digunakan Titanic Bukan Sinyal SOS?

Dua tahun kemudian, New York City memberlakukan kode lalu lintas pertama sebagai tanggapan atas banyaknya pesepeda dengan kecepatan tinggi.

Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama. Sebelum dasarwarsa berlalu, roda-roda dan bantalan jok dikombinasikan dengan mesin penggerak untuk membuat kendaraan lebih cepat. Meski berisik dan tidak murah seperti sepeda, tapi itu lebih menyenangkan untuk dikendarai dan menghasilkan keuntungan lebih banyak.