Labuan Bajo Tak Hanya Komodo, Ada Aroma Juria Mengguncang Dunia

By Agni Malagina, Kamis, 2 Juli 2020 | 17:42 WIB
Bony Romas dan istrinya Maria Aloysia Sri Lestari berada di kedai Kopi Mane Labuan Bajo. Ia bersama para pengusaha kopi lainnya dan pemerintah bersama membentuk MPIG Kopi Arabika Flores. (Agni Malagina)

"Gotong royong, pengusaha kopi seManggarai seperti La Bajo, Kopi Golomory, Kopi Mane, pemiliki kebun, petani, semua bersama-sama mengangkat nama kopi Manggarai ke pentas dunia. Kopi Manggarai juga menang di Perancis,"ujar Wenti yang pernah membawa kopi Manggarai ke acara World Economic Forum di Davos Swiss pada bulan Januari 2020.

Bagi Wenti, kopi Manggarai punya keistimewaan dan telah menjadi gaya hidup masyarakat Manggarai.

“Dari segi citarasa jelas unggul. Misal Juria punya rasa rempah, yellow caturapunya rasa milky cokelat. Bahkan kopi robusta Manggarai pun enak. Kopi di Manggarai ini bagian dari budaya, gaya hidup juga,”jelas Wenti. Saya sesekali menyeruput kopi tubruk Juria sambil mendengar celotehan Wenti.

“Orang Manggarai Flores ini hobby ngopi. Pagi, siang, sore lo. Ada ‘kopi gula’ atau kopi pagi. Bukan gula manis itu. Ada ‘kopi leso’ ngopi siang hari dan ada ‘kopi mane’ ngopi sore,”ujar puteri dari Bony Romas yang juga seorang penggiat kopi Manggarai.

“Bahkan kopi menjadi bagian dari tradisi meramal lo,”ujar Wenti.

“Toto Kopi, kak. Tukang toto kopi namanya,” sambung Boe seorang penggiat wisata di Labuan Bajo yang menjelaskan bahwa tradisi ‘toto kopi’ merupakan kegiatan meramal atau memprediksi suatu kejadian oleh seorang ahli ramal. Biasanya orang bertanya pada ‘tukang toto kopi’ seputar masa depan, benda hilang, jodoh, dan lainnya.

Tradisi Toto Kopi di Manggarai Barat. (Boe Berkelana)

“Biasanya mama-mama ini yang bisa toto kopi,”ujar Boe sambil menjelaskan langkah-langkah kegiatan toto kopi. Pertama si empunya maksud akan menyampaikan atau menanyakan maksud hatinya. Kemudian ‘tukang toto kopi’ akan menyuguhkan kopi dalam gelas kaca bening dan meminta tamunya untuk meminum kopi. Setelah habis akan tersisa ampas kopi. Mama toto kopi akan membalikkan gelas dan ampas kopi yang tersisa akan membentuk alur ampas kopi pada dinding gelas. Setelah itu mama ‘toto kopi’ akan membuat interpretasinya. Memang ramal meramal ini terkait dengan urusan kepercayaan.

“Mau coba?”tanya Wenti sambil tergelak. 

Ternyata kopi di Manggarai tak hanya sekedar cerita sejarah kopi namun memiliki makna budaya yang luas mulai dari sarana sosialisasi, tradisi gaya hidup sehari-hari, pengobatan sekaligus spiritual. Budidaya kopi di Manggarai juga terkait erat dengan adat istiadat Manggarai seperti Lea Lose (upacara adat membuka kebun), Benco Raci (persiapan sebelum menanam), Oli (memohon berkat kesuburan), Penti (syukuran hasil panen) dan Barong Wae (menghormati roh leluhur penjaga mata air).

Seruput kopi mane di Labuan Bajo menjadi istimewa karena kopi yang dihidangkan pun memiliki cerita tentang lanskap budaya, kenggulan citarasa, serta bersatu dengan budaya masyarakat Manggarai Raya. Kopi bisa menjadi identitas Manggarai dan Labuan Bajo terlebih kopi Flores menjadi incaran pecinta penikmat kopi mancanegara. Patutlah kita bersama sedapkan Manggarai, sedapkan dunia dengan aroma kopi Juria!

Ya, Labuan Bajo bukan hanya memiliki Komodo sebagai ikon kelas dunia, juga punya kopi Arabika Manggarai yang telah mendunia.

 

Bersama National Geographic Indonesia, singkap kehidupan geografis Manggarai dari racikan menunya. Kamis, 2 Juli 2020 di akun Facebook @NatGeoMagazineID. (National Geographic Indonesia)

Kita akan berbincang dari sejumput beras rani, sebungkus nasi kolo, secangkir kopi, sampai seteguk sopi. Chef Michael pegiat Sedapkan Manggarai dan Wenti Romas pegiat Youth Coffepreneur Manggarai akan #BerbagiCerita tentang warga, filosofi, dan geografi kota mereka melalui aktivitas bersantap dan menyesap.

Rasa adalah pengalaman, sementara bersantap dan menyesap adalah perayaan menjelajahi pengalaman. Mari #BerbagiCerita bersama National Geographic Indonesia, singkap kehidupan geografis Manggarai dari racikan menunya.

Sampai jumpa pada Kamis, 2 Juli 2020 di akun Facebook @NatGeoMagazineID.