Baca Juga: Bahkan, hingga hari ini kereta masih menjadi primadona sebagai angkutan massal tercepat di darat—sementara angkutan kendaraan lainnya seolah tak kuasa dalam lingkaran kemacetan yang tak berkesudahan. Bagian belakang berisi air dan residu. Awalnya lok-lok yang beroperasi di Jawa menggunakan kayu atau batu bara. Lantaran tidak tersedia batu bara di Jawa, akhirnya ruang batubara dimodifikasi sebagai kompor untuk membakar residu. Dia menambahkan, “Residu itu semacam minyak solar, namun lebih kasar.” “Itu bisa dilihat dari ini,” tunjuk Nova pada nomor kode di badan lok. “C-C-5-0-0-1,” saya mencoba membaca kodenya. “Bukan nomornya,” potong Nova. “Tapi, dasarnya yang berwarna merah itu artinya residu. Kalau warna hitam berarti batu bara.” Betapa kereta api telah berevolusi menyesuaikan ruang hidup dan kekayaan sumber daya alamnya, sebelum terbitnya generasi kereta api modern. Jejaknya menjadi bagian sejarah negeri ini, sejak zaman perkebunan Hindia Belanda hingga zaman awal kemerdekaan. Bahkan, hingga hari ini kereta masih menjadi primadona sebagai angkutan massal tercepat di darat—sementara angkutan kendaraan lainnya seolah tak kuasa dalam lingkaran kemacetan yang tak berkesudahan. Kereta tampaknya akan selalu aktual. Pada Minggu pagi itu, 27 November 2016, Nova membuka acara ‘Temu Kangen Railfans dan Perawatan Lokomotif Uap’ yang digelar di Museum Transportasi Taman Mini Indonesia Indah. Kegiatan perawatan lokomotif uap ini merupakan salah satu upaya pelestarian mereka. Baca Juga: Kota Awal Kereta Api Menderu
"Kami malu juga karena yang merawat justru dari teman-teman Railfans, bukan teman-teman pengelola museum.”
Bersamaan dengan acara perawatan lokomotif itu, beberapa pekerja tengah berupaya mengangkut lokomotif koleksi Museum Transportasi untuk dipindahkan ke Surakarta. Minggu sebelumnya, lokomotif lain telah berhasil dipindahkan ke Surakarta. Rencananya, kedua lokomotif tua itu akan dipulihkan kembali seperti sedia kala kemudian digunakan untuk mendukung wisata kota. “Pengambilan D14 dan D52 ini membuat kami senang dan sedih,” kata Danang. “Sedihnya, koleksi kita berkurang dua. Senangnya, D14 dan D52 hidup kembali sehingga cucu kita bisa melihat bagaimana proses mekanisme lokomotif uap.”
Saya menjumpai salah satu pendiri IRPS, Adhitya Hatmawan, yang baru saja kembali dari survei stasiun-stasiun yang berpotensi sebagai museum—Bandung, Semarang, Tegal, Bondowoso, dan Purworejo. Berkaitan acara perawatan lok tua ini, dia berharap banyak generasi muda yang turut melestarikan warisan lok-lok tua. Komunitasnya tidak hanya di Jakarta, tetapi juga hidup dan berkembang di kota-kota penting dalam sejarah kereta: Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Semarang.
“Stasiun Gerabag Merbabu masih kelihatan karena digunakan sebagai sekolah dasar sehingga terselamatkan. Kalau stasiun itu digunakan sebagai sarang burung walet, nasibnya akan hancur.”
“Semarang menjadi kota terpenting dalam sejarah perkeretaapian kita karena di sanalah cikal bakal pembangunan jalan kereta api,” ujar Adhitya. Beberapa minggu silam, IRPS Semarang menyelenggarakan napak tilas jalur kereta api dari Bedono sampai Gerabag Merbabu dalam rangka Hari Pahlawan. Mereka menyusuri jalur rel bergerigi non-aktif dan menjumpai salah satu bekas stasiunnya. “Stasiun Gerabag Merbabu masih kelihatan karena digunakan sebagai sekolah dasar sehingga terselamatkan. Kalau stasiun itu digunakan sebagai sarang burung walet, nasibnya akan hancur.”
Indonesia termasuk negara yang memiliki koleksi lokomotif uap paling banyak. Setelah pemindahan lokomotif uap D52 dan D14 ke Surakarta, kini Museum Transportasi memiliki 25 lokomotif (23 unit lokomotif uap dan 2 unit lokomotif diesel) yang masing-masing memiliki jenis yang berbeda. Jumlah itu belum termasuk lokomotif di Museum Kereta Api Ambarawa, juga belum termasuk lokomotif yang tidak terhitung dan tercatat karena telanjur berakhir di pengepul besi rongsokan.
“Kita kurang perhatian pada aset kereta api,” kata Nova. “Padahal kalau itu dibuat heritage yang bisa berjalan, wah, itu keren banget!”
[Artikel ini terbit pertama kali pada 28 November 2016]