Resesi Mengintai Indonesia, Apa Penyebab dan Akibatnya?

By National Geographic Indonesia, Kamis, 13 Agustus 2020 | 19:03 WIB
Tampilan uang Rupiah dengan desain baru yang resmi diluncurkan oleh Bank Indonesia. (Sakina Rakhma Diah Setiawan/Kompas.com)

“Pemerintah juga perlu menjaga stabilitas harga pangan agar daya beli masyarakat tidak terganggu,” kata Abdul.

Kembali pulih 2021

Eric memperkirakan ekonomi Indonesia untuk tahun 2020 akan mengalami kontraksi di level minus 2,2%. Baru pada tahun berikutnya akan kembali tumbuh 5,5%.

“Proyeksi ini didasarkan pada asumsi bahwa sektor-sektor perekonomian Indonesia akan dibuka sepenuhnya pada akhir tahun dan pemerintah tidak lagi memberlakukan PSBB,” ujar Eric.

Untuk menumbuhkan ekonomi, pemerintah harus membuka sektor-sektor seperti manufaktur, pariwisata, dan transportasi secara bertahap dengan tetap mengikuti prosedur Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), yaitu prosedur kesehatan untuk mencegah penularan virus COVID-19.

Eric juga melihat bahwa ekonomi Indonesia masih mempunyai peluang untuk tumbuh positif pada triwulan 3 dan 4 tahun ini jika pemerintah berhasil menggerakkan ekonomi. Jika berhasil maka Indonesia bisa selamat dari resesi, meskipun pertumbuhan ekonomi diprediksi akan tetap negatif tahun ini.

Penulis: Yessar Rosendar, Business + Economy (Indonesian edition), The Conversation

Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.