“Setelah kami mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang apa yang ada di organ dan jaringan tubuh mereka, kami dapat melakukan studi epidemiologi untuk menilai dampaknya pada kesehatan manusia. Dengan begitu, kami dapat mulai memahami potensi risiko kesehatannya,” kata Kelkar.
Baca Juga: Rencana Fukushima Buang Air yang Terkontaminasi Radioaktif ke Laut, Amankah?
Secara garis besar, pengaruh mikroplastik terhadap kesehatan belum banyak disepakati. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan "tidak ada bukti yang menunjukkan masalah mikroplastik dalam air minum pada kesehatan manusia". Meski begitu, mereka menambahkan bahwa kesimpulan tersebut hanya terbatas pada jumlah informasi yang tersedia saat ini.
Di sisi lain, beberapa penelitian mengungkapkan hal sebaliknya. Kekhawatiran muncul dari Bisphenol A (BPA), jenis plastik yang banyak ditemukan pada studi terbaru di atas. US Food and Drug Administration (FDA) mengatakan bahwa BPA dinyatakan aman pada tingkat tertentu. Namun, itu juga memiliki potensi risiko pada otak dan perilaku manusia, serta kelenjar prostat pada janin, bayi, dan anak-anak.
Terlepas dari pengaruhnya terhadap kesehatan, penemuan mikroplastik dan nanoplastik dalam organ manusia tentu menunjukkan betapa mengancamnya bahan buatan manusia ini dalam waktu kurang dari satu abad.