Vespa Bazooka TAP 150, Skuter Paling Berbahaya yang Pernah Dibuat

By Fikri Muhammad, Senin, 31 Agustus 2020 | 13:36 WIB
()

Nationalgeographic.co.id - Perusahaan Vespa didirikan oleh Rinaldo Piaggio pada 1884, bermula dari memproduksi gerbong, lalu beralih ke pesawat beberapa tahun kemudian. 

Pada 1917, perusahaan memperluas pabriknya di Pisa dan mengakuisisi pabrik lain di Pontedera pada 1921, di mana mereka memproduksi mesin pesawat pembom. Pabrik vespa pun menjadi sasaran strategi selama Perang Dunia II dan sempat dihancurkan pada 31 Agustus 1943.

Pascaperang, putra Rinaldo yang bernama Enrico Piaggop mendirikan perusahaan Piaggio baru di Florence pada April 1946 dengan bantuan para pasukan sekutu. Enrico memerintahkan para insinyur Piaggio untuk merancang skuter dan menciptakan pototip bernama MP5 atau Paperino. Hal ini dilakukan karena ia melihat adanya kebutuhan massa akan kendaraan kecil dan terjangkau yang bisa digunakan di jalan-jalan Italia yang rusak.

Setelah beberapa desain ulang. Enrico menjuluki skuter itu bernama Vespa yang dalam istilah italia berarti tawon. Ini karena kemiripan penampilan dan suaranya, menurut laman The Vintage News.

Baca Juga: Hashshashin, Pembunuh Terampil Sekte Muslim Rahasia Persia dan Suriah

Selama bertahun-tahun, Vespa memiliki banyak model untuk berbagai kebutuhan. Namun ada satu model yang akan tetap dikenal sebagai skuter paling berbahaya yang pernah dibuat. Yakni Vespa TAP 150 yang dipesan oleh militer Prancis pada tahun 1950-an.

Vespa TAP 150 diproduksi oleh ACMA, produsen berlinsensi model Vespa Prancis. Model ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1956 dan disempurnakan pada 1959. 

()

Rencananya, Vespa ini digunakan dalam koflik Indocina dan Aljazair oleh Troupes Aéro Portées (TAP), karena itulah model tersebut dinamai. ACMA membuat model ini kurang lebih 500 rakitan.

TAP 150 memiliki rangka yang diperkuat silinder tunggal 146 cm³ dengan mesin dua langkah dan dapat mengembangkan kecepatan maksimum 40 mil per jam.

TAP dilengkapi dengan M20, meriam anti-armor ringan, yang bisa menembus armor dengan ketebalan 100 mm, berkat hulu ledak HEAT yang terpasang padanya.

Artileri ini tidak terlalu berguna melawan tank dalam konflik Indocina tetapi terbukti cukup berguna untuk melawan target lapis baja ringan dalam Perang Aljazair.