Volume Sungai Glasial Meningkat 50% Dalam 30 Tahun, Apa Dampaknya?

By Gita Laras Widyaningrum, Rabu, 2 September 2020 | 09:41 WIB
Danau glasial. (Óscar Vilca/INAIGEM)

Nationalgeographic.co.id – Berdasarkan sebuah studi terbaru, volume sungai di dunia yang terbentuk sebagai gletser, telah mencair 50% dalam 30 tahun akibat perubahan iklim.

“Kita tahu bahwa es yang mencair akan masuk ke lautan dengan cepat,” ungkap Dan Shugar, pemimpin studi dan ahli geomorfologi dari University of Calgary, dikutip dari Science Alert.

“Namun, hingga saat ini belum ada data yang memperkirakan seberapa banyak dari mereka yang tersimpan di sungai atau air tanah,” imbuhnya.

Baca Juga: Mengejutkan, Peneliti Temukan Hiu Tanpa Kulit dan Gigi

Penemuan yang dipublikasikan pada Nature Climate Change ini akan membantu para ilmuwan dan pemerintah mengidentifikasi potensi bahaya bagi masyarakat di hilir danau yang seringkali tidak stabil.

Hasil ini juga akan meningkatkan keakuratan kenaikan permukaan air laut melalui pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana dan seberapa cepat pencairan gletser sampai ke laut.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa antara 1994 hingga 2017, gletser dunia, terutama di wilayah pegunungan, meleleh sekitar 6,5 triliun ton massa.

“Dalam 100 tahun terakhir, 35% permukaan laut global yang meningkat berasal dari pencairan gletser,” ungkap Anders Levermann, profesor iklim di Potsdam Institute for Climate Change Impact.

Sumber utama lain dari kenaikan permukaan laut adalah lapisan es dan pemuaian air laut saat suhu menghangat.

Semburan danau glasial

Suhu rata-rata permukaan Bumi meningkat 1 derajat celsius sejak zaman praindustri. Namun, wilayah pegunungan tinggi di seluruh dunia telah menghangat dua kali lipat—ini mempercepat pencairan gletser.

Tidak seperti danau pada umumnya, danau glasial biasanya tidak stabil karena mereka kerap dibendung oleh es atau sedimen yang terdiri dari batuan dan puing-puing. Ketika air meluap dan melewati pembatas, banjir besar akan terjadi.