Vaksin-vaksin COVID-19 yang Sedang Dalam Tahap Pengembangan

By Fikri Muhammad, Jumat, 18 September 2020 | 19:29 WIB
Pfizer Inc. (NYSE: PFE) pada tanggal 9 April 2020 mengumumkan kemajuan penting dalam peperangan melawan pandemi global Covid-19. (Difa Restiasari)

Nationalgeographic.co.id - Lebih dari 150 vaksin virus COVID-19 sedang dalam pengembangan di seluruh dunia. Beberapa upaya dilakukan untuk membawanya ke pasaran agar dapat segera meredakan pandemi. 

Pada dasarnya vaksin COVID-19 bertujuan menginstruksikan sistem kekebalan untuk meningkatkan pertahanan. Apa saja nama-nama vaksin itu? Berikut ulasannya, dilansir dari laman National Geographic.

Moderna Therapeutics

Perusahaan bioteknologi yang berbasis di Massachusetts ini bekerja sama dengan National Institutes of Health. Mereka menamakan vaksinnya mRNA-1273. 

Kandidat vaksin ini mengandalkan penyuntikan potongan materi genetik virus, dalam hal ini mRNA, ke dalam sel manusia. Mereka membuat protein virus yang meniru virus corona, melatih sistem kekebalan untuk mengenali keberadaannya. Jika berhasil, ini akan menjadi vaksin mRNA pertama yang disetujui untuk digunakan manusia.

Baca Juga: Anak-anak yang Sering Habiskan Waktu di Alam Miliki IQ Lebih Tinggi

Pada 27 Juli, Moderna mengumumkan bahwa mereka telah memulai uji klinis tahap ketiga, meski terus memantau hasil tahap kedua. Penemuan awal dari fase satu menunjukkan bahwa subjek yang sehat—termasuk pasien lanjut usia—menghasilkan antibodi virus corona dan reaksi dari sel-T, lengan lain dari respons kekebalan manusia.

Tahap ketiga akan dilakukan dengan menguji vaksin pada 30.000 warga AS. Moderna mengatakan pihaknya berada di jalur yang tepat untuk mengirimkan setidaknya 500 juta dosis per tahun mulai tahun 2021, sebagian berkat kesepakatan yang telah dicapai dengan pabrikan Swiss Lonza yang akan memungkinkannya memproduksi hingga satu miliar dosis setahun.

Pfizer

Salah satu perusahaan farmasi terbesar di dunia, yang berbasis di New York, bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech. Menamai vaksinnya dengan BNT162b2. 

Pfizer dan BioNTech juga mengembangkan vaksin mRNA berdasarkan upaya perusahaan Jerman sebelumnya untuk menggunakan teknologi tersebut dalam vaksin kanker eksperimental. Pfizer telah menandatangani kontrak senilai hampir $2 miliar dengan pemerintah AS untuk memberikan 100 juta dosis pada Desember 2020—sebuah perjanjian yang akan berlaku jika obat tersebut disetujui.

Universitas Oxford