Vaksin-vaksin COVID-19 yang Sedang Dalam Tahap Pengembangan

By Fikri Muhammad, Jumat, 18 September 2020 | 19:29 WIB
Pfizer Inc. (NYSE: PFE) pada tanggal 9 April 2020 mengumumkan kemajuan penting dalam peperangan melawan pandemi global Covid-19. (Difa Restiasari)

Universitas di Inggris ini bekerja sama dengan perusahaan biofarmasi AstraZeneca. Vaksinnya bernama ChAdOx1 nCoV-19. Kandidat Oxford ini adalah apa yang dikenal sebagai vaksin vektor virus, yang pada dasarnya adalah "kuda Troya" yang disajikan ke sistem kekebalan.

Tim peneliti Oxford telah mentransfer protein lonjakan SARS-CoV-2—yang membantu virus corona menyerang sel—menjadi versi adenovirus yang dilemahkan, biasanya menyebabkan flu biasa. Saat adenovirus ini disuntikkan ke manusia, diharapkan lonjakan protein tersebut akan memicu respons imun. AstraZeneca dan Oxford berencana untuk memproduksi satu miliar dosis vaksin yang telah mereka sepakati untuk dijual dengan harga tertentu.

Sinovac

Perusahaan biofarmasi Tiongkok, bekerja sama dengan pusat penelitian Brasil, Butantan, dengan nama vaksin CoronaVac. 

CoronaVac adalah vaksin yang tidak aktif, artinya menggunakan versi virus corona yang tidak menular. Meskipun patogen nonaktif, tidak mampu menghasilkan penyakit, tapi mereka masih dapat memicu respons imun, seperti vaksin influenza tahunan.

Baca Juga: Eksperimen Vaksin COVID-19 Pada Manusia Tunjukkan Hasil Awal Positif

Pada 3 Juli, pihak berwenang Brasil memberikan persetujuan kandidat vaksin ini untuk melanjutkan ke fase tiga, karena terus memantau hasil uji klinis fase dua.

Hasil awal pada monyet kera menunjukkan bahwa vaksin tersebut menghasilkan antibodi yang menetralkan 10 galur SARS-CoV-2.

Sinovac juga telah merilis hasil pracetak dari uji coba fase kedua pada manusia yang juga menunjukkan vaksin tersebut menghasilkan antibodi tanpa reaksi merugikan yang parah.

Tahap ketiga akan merekrut hampir 9.000 profesional perawatan kesehatan di Brasil. Sinovac juga akan melakukan uji coba fase tiga di Indonesia dan Bangladesh.