Akhirnya, sebuah tim khusus bernama Tim Wasiat yang beranggotakan 10 perwakilan warga Pulo Wonokromo Wetan dibentuk. Tim ini berperan melakukan tindakan pertama ketika terjadi kebakaran.
Terbentuknya Tim Wasiat ini tak lepas dari peran PT Pertamina (Persero) Integrated Terminal Surabaya. Tim ini dibentuk sebagai bagian dari program Kampung Hijau Berbasis Health Safety Security Environment (HSSE).
Selain menggandeng masyarakat, Pertamina turut menggandeng stakeholder yang berkompeten pada bidang penanggulangan kebakaran seperti Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya dan Rumah Sakit rujukan.
Tidak berhenti sampai di situ, Pertamina memberi dukungan tambahan sebagai aksi tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR).
Baca Juga: Kebakaran Hutan dan Lahan Timbulkan Masalah Kesehatan Pada Anak di Masa Depan
Pertamina menginisiasi pengelolaan air limbah, kegiatan bercocok tanam, dan penghijauan melalui Zona Hidroponik, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dan program lansia sehat yang produktif.
Selain itu, setiap RT diwajibkan untuk mengelola Bank Sampah sesuai kelompoknya, yakni organik dan non-organik. Hasilnya, 1.200 kilogram sampah organik berhasil diolah menjadi biogas, kompos, dan pupuk cair setiap tahunnya.
Mendukung perempuan tangguh di DAS Brantas
Upaya menciptakan kehidupan yang lebih baik juga dilakukan Pertamina di daerah aliran sungai (DAS) Brantas.
Pertamina bekerja sama dengan Kelompok Pusat Ekonomi Jambangan Hebat (Pejabat). Salah satu program yang diselenggarakan adalah mensejahterakan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang merupakan ibu tunggal.
“Di situ, ada sekitar 16 single-parent, yang mana mereka usianya masih di bawah 50 tahun. Mereka difasilitasi kurang lebih ada 10 sampai 13 UKM,” ujar Risnani, yang juga menginisiasi Kelompok Pejabat.
sunBaca Juga: Studi: Ciliwung Masuk ke dalam Daftar Sungai Terkotor di Dunia
Selain menggerakkan roda perekonomian para wanita tangguh, Kelompok Pejabat bersama Pertamina juga turut membenahi dan mengembangkan lingkungan yang bersih dan nyaman melalui program Pejabat Peduli Ge’blak.
Dukungan yang diberikan berupa pembenahan infrastruktur serta pendampingan kepada masyarakat untuk mengubah pola hidup yang lebih bersih.
Hasilnya, 2 kilometer bantaran sungai Brantas berhasil ditata. Pembenahan berhasil menciptakan sektor wisata yang diinisiasi oleh warga Kebonsari, bernama Wisata Kali Kebonsari.
Sepanjang 2019 – 2020, omzet pendapatan dari kunjungan tamu mencapai lebih dari Rp 20 juta. Aksi ini berhasil memadukan pelestarian lingkungan melalui Gerakan Balik Kanan (Ge’blak) dan peningkatan ekonomi komunitas melalui Kampung Pejabat.