Sekitar pukul delapan, aktivitas pasar selesai. Jelang pasar berakhir, beberapa penjual sayur akan berjalan menuju penjual ikan. Mereka menenteng sayur-mayur—daun singkong, bunga pepaya, juga kadang buah-buahan seperti jambu biji. Di depan penjual-penjual ikan, mereka menawarkan sayur. Bila kesepakatan bertemu, ikan-ikan ditukar dengan sayur. Penjual ikan dapat sayur, penjual sayur dapat ikan.
Tradisi barter adalah salah satu jejak masa lalu yang masih terawat hingga kini. Meskipun, zaman terus berkembang dan transaksi jual beli menggunakan uang adalah sebuah keniscayaan.
Ibrahim bercerita, orang-orang dari pegunungan biasanya membeli ikan setelah dagangan hasil bumi terjual. Orang-orang dari pulau biasanya membeli sayur setelah ikan-ikan terjual. Namun terkadang, hingga pasar selesai, ada hasil bumi dan ikan yang belum laku. Apes.
"Daripada saling menunggu untuk dibeli, ya saling ditukar saja", ujarnya.
Irfan Sulaiman, salah satu orang muda Warloka yang berjumpa di Amba Warloka juga bercerita bahwa beberapa bulan terakhir, ia dan kawan-kawannya telah membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Melalui kelompok ini, kekayaan alam dan budaya kampung Warloka akan dipetakan yang selanjutnya akan dikelola untuk kebaikan bersama.
Amba Warloka dan Kampung Warloka. Walau sudah tak seramai dulu, tempat ini senantiasa merawat jejak masa silam. Ia senantiasa menjadi ruang temu nan bersahaja. Tak jauh dari Warloka, Labuan Bajo tumbuh dan berkembang menjadi tempat berlabuh bagi banyak bangsa.
UNTOLD FLORES EXPEDITION merupakan perjalanan untuk menyingkap sejarah, budaya, alam, dan cerita manusia di Flores, Nusa Tenggara Timur. Tujuannya, membangkitkan gairah perjalanan wisata berbasiskan narasi tentang sebuah tempat, sekaligus membangun kesadaran warga dan pejalan tentang pentingnya memuliakan nilai-nilai kampung halaman. Perjalanan ini merupakan bagian penugasan National Geographic Indonesia,yang didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.