Menjajal Sisi Lain Raja Ampat, Kepingan Surga di Timur Indonesia

By Fathia Yasmine, Minggu, 6 Desember 2020 | 16:22 WIB
Wayag, Raja Ampat. (Shutterstock)

Selain itu, harga yang dibayarkan selama menginap juga sudah termasuk makan dan minum 3 kali sehari, termasuk fasilitas minuman seperti teh dan kopi. Homestay milik warga pun cukup sederhana, tidak ada fasilitas ala hotel berbintang maupun layanan room service.

Pejalan justru bisa merasakan langsung sensasi tidur di lantai beralaskan kasur, menjajal “dip mandi” alias kamar mandi Papua, hingga merasakan hidup tanpa listrik di siang hari. Mengingat ketersediaan listrik masih berasal dari genset berisi BBM.

Sedangkan dalam hal interior maupun fasilitas kamar, sumber serupa menyebut, beberapa homestay yang tersebar di wilayah pulau juga menyediakan beranda serta hammocks untuk bersantai.

Warga sekitar maupun pemilik homestay juga tidak segan untuk membantu pejalan ketika memerlukan informasi seputar destinasi maupun keperluan sehari-hari. Inilah yang membuat menginap di homestay jauh lebih menyenangkan, berkat keramah-tamahan para penghuninya.

Desa Wisata Ikonik

Selain homestay ala lokal, pesona wisata lain yang wajib digali yaitu dengan berkunjung ke berbagai Desa Wisata nan ikonik Raja Ampat, salah satunya masih berlokasi di Pulau Arborek. Memiliki nama desa yang sama dengan sang pulau, pejalan bisa bertemu dengan penduduk asli Raja Ampat.

Dikenal dengan keramahtamahan penduduknya, desa ini menjadi surga untuk berburu souvenir cantik seperti hiasan, topi, maupun tas tali (noken), sekaligus belajar langsung cara membuatnya. Kerajinan ini juga menjadi salah satu mata pencaharian para ibu rumah tangga yang ada di desa ini.

Desa ini juga masih memiliki udara yang asri, melalui jalan setapak, pejalan bisa melihat indahnya pasir putih dan lautan biru yang terhampar di sisi pulau. Jika beruntung, pejalan bisa bertemu dengan para nelayan dan sedang berburu ikan dengan jala atau tombak.

Baca Juga: Karawapop, Laguna Hati yang Berapit Gugusan Pulau Papua Barat

Jika ingin menyusuri atau berkeliling pulau, pejalan juga bisa meminta bantuan warga maupun gerombolan anak-anak yang sering bermain di dekat pantai. Mereka akan senang mengantarkan para pejalan sambil menceritakan kisah tentang asal muasal desa dan pulau ini.

Tak jauh dari Desa Arborek, terdapat Desa Sawinggrai yang terkenal dengan pertunjukan cenderawasih menari. Di sini, pejalan bisa menikmati tarian Makakero, tarian sambutan yang kerap diberikan masyarakat untuk menyambut para pejalan, melalui gerakan panah yang diayun ke kanan-kiri serta dibalut dengan permainan alat musik dan nyanyian yang merdu.

Wisata pun dilanjutkan dengan mendaki bukit Manjai Sawinggaran selama 30 menit, untuk mengujungi rumah kayu tempat pemantauan cenderawasih. Setidaknya ada 4 jenis cenderawasih yang bisa dilihat di Sawinggrai, yakni cenderawasih merah, cenderawasih belah rotan, cenderawasih kecil, dan cenderawasih besar.