Kerangka Anak Era Holosen, Mata Rantai Masyarakat Nusantara Kuno

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Senin, 11 Januari 2021 | 00:59 WIB
Gua Makpan di Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur (Shimona Kealy/ANU)

"Hasil dari Makpan memberikan data lebih lanjut untuk mengarakterisasi praktik penguburan di ISEA [Kepulauan Asia Tenggara] dari masa kritis di Holosen awal sebelum diperkenalkannya praktik budaya baru yang berkembang oleh kemunculan peradaban tembikar sekitar 3.500 tahun yang lalu," tulis mereka.

Baca Juga: Ternyata Neanderthal Mengubur Jenazah Layaknya Manusia Modern

Melalui laporannya, mereka mengakui temuan yang menggunakan metode arkeotanatologi dari kerangka tersebut masih terbatas. Sebab kondisinya tulang yang sedikit berantakan dan terdapat bagian tulang yang hilang, membuat pengamatan terhambat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai jenazah tersebut.

Mengenai usia anak tersebut melalui analisa gigi diperkirakan berusia sekitar enam hingga delapan tahun, tetapi tulang lainnya menunjukkan usia empat hingga lima tahun. Perbedaan hasil mengenai umur jenazah, diperkirakan akibat malnutrisi.

Selanjutnya, mereka berencana untuk meneliti mengenai gizi dan kesehatan pada kerangka ini di masa lalu. Carro dan timnya menduga bila terdapat malnutrisi pada manusia zaman holosen tersebut, akibat kejenuhan protein makanan laut yang memengaruhi pertumbuhannya.

“Namun, harus diingat bahwa makanan nabati kemungkinan besar berpengaruh pada makanan penduduk sekitar Makpan. Namun, kontribusinya masih belum diketahui karena tidak disimpan dalam catatan arkeologi,” jelas mereka.