Nationalgeographic.co.id - Neanderthal, manusia purba yang mendominasi di dataran Eropa perlahan-lahan ditemukan banyak kelihaian yang mulai dikuak oleh ahli arkeolog. Baru-baru ini terdapat studi yang membuktikan bahwa spesies manusia berbadan kuat tersebut, ternyata mengubur mayat layaknya manusia modern saat ini.
Arkeolog gabungan Muséum National d’Histoire Naturelle, Prancis, dan University of the Basque Country, Spanyol, dipimpin Antoine Balzeau menganalisis kerangka Neanderthal di Dorodogne yang di dalamnya terdapat kerangka anak-anak sekitar usia 2 tahun.
"Kerangka telah terkubur di lapisan sedimen yang sedikit ke barat," tulis Balzeau dari siaran persnya di CNRS, Rabu (9/12). "Kerangka tersebut tidak berantakan, tetap dalam posisi utuh. Pengawetan mereka lebih baik dari bison dan herbivora lain yang ditemukan di lapisan yang sama, yang menunjukkan ada proses penguburan yang cepat setelah kematian."
Baca Juga: Studi Ungkap Neanderthal Tak Sebodoh yang Diduga Sebelumnya
Kerangka yang dikumpulan merupakan hasil penggalian sebelumnya dilakukan pada 1968 hingga 1974, dan dari informasi penggalian Musée d'Archéologie Nationale. Diperkirakan kerangka Neanderthal yang ditemukan berusia sekitar 41.000 tahun, berdasarkan laporan mereka Pluridisciplinary Evidence for Burial for the La Ferrassie 8 Neandertal Child dari jurnal Nature.
Temuan dari penggalian pada 1970an, merupakan tulang belulang yang berisi gigi dan tulang parietal dari jenazah yang berbeda. Penggalian terbaru yang dilakukan Balzeau dan timnya di lokasi yang berdekatan, menambah 47 tulang belulang yang berkaitan dengan jenazah yang sebelumnya ditemukan.
Mengenai unsur kesengajaan penguburan jenazah Neanderthal tersebut peneliti menggunakan indetifikasi DNA mitokondria, batuan sekitar, geologi, penanggalan radiokarbon, dan analisa perubahan jasad menjadi fosil (taphonomy).
Umur perkiraan fosil ini bersamaan dengan temuan yang dilakukan penelitian lain tentang penggunaan perkakas oleh Neanderthal. Melalui laporan penemuan sebelumnya tersebut, mengindikasikan bagi mereka bahwa Neanderthal cukup pintar dan tangguh.
Baca Juga: Ini Alasan Manusia Purba Menerapkan Kanibalisme untuk Bertahan Hidup
Untuk mengaitkannya dengan perkembangan sistem penguburan Homo sapiens, mereka berharap akan ada penelitian yang menambahkan data tambahan dan situs baru untuk dikaji.
"Faktanya, penemuan terbaru dari Homo sapiens tertua dengan perhiasan di Eropa Tengah telah memicu diskusi mengenai kemungkinan akulturasi Neanderthal, yang berada di luar cakupan penelitian saat ini," tulis Balzeau dan tim dalam penelitian mereka.
Source | : | Nature |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR