Migrasi dan Perdagangan, Riwayat Orang Tionghoa di Bumi Nusantara

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 26 Januari 2021 | 07:00 WIB
Kuli-Kuli Bangka keturunan Tionghoa di cucian bijih hancur pada tahun 1890. (KITLV)

Nationalgeographic.co.id—Asal-usul kedatangan bangsa Tionghoa di Indonesia tak terlepas dari migrasinya bangsa Austronesia, yang merupakan bagian dari ras Mongoloid di masa lalu. Kedatangan mereka, berdasarkan buku pengetahuan sejarah umum, berasal dari tanah Yunnan dan Campa pada 5000 SM hingga 3000 SM.

Meskipun berasal dari Yunnan yang berada di Tiongkok, nenek moyang Nusantara memiliki perbedaan postur dengan etnis Tionghoa. Menurut budayawan Tionghoa, Ardian Cangianto, sebagian etnislah yang melakukan migrasi keluar Yunnan yang disebabkan berbagai faktor seperti mengadu nasib.

"Kita harus tahu, Yunnan itu di masa awal peradaban Tiongkok dikuasai Dinasti Qin," ungkapnya pada webinar Kelas Sejarah dan Budaya Tionghoa yang diadakan Merdeka Belajar. "Yunnan berbatasan dengan negara, dan punya banyak suku perbatasan, jadi teori Yunnan sepertinya bukanlah berasal dari suku Han."

Ia menambahkan, mungkin kontak awal etnis Tionghoa dengan Austronesia sudah ada sejak di Yunnan sebelum melakukan migrasi.

Baca Juga: The Sin Nio dan Ho Wan Moy, Srikandi Tionghoa untuk Kemerdekaan

Catatan beraksara yang menggambarkan hubungan Nusantara dengan Tionghoa baru tertulis pada Dinasti Han (202 SM - 220 M) berjudul Hànshū dìli zhì atau Catatan Geografis Han. Catatan tersebut sudah mulai menyebutkan Yetiao guo untuk merujuk kepulauan Nusantara sebagai alternatif menuju India.

Selain catatan, temuan arkeologis juga menemukan prasasti di Pasemah, Sumatera Selatan yang mirip dengan temuan di depan makam seorang jenderal Han, Huo Qubing. Menurut Ardian, itu merupakan bukti bahwa keberadaan Tionghoa sudah lama ada di Nusantara.

Pada periode Tiga Negara setelah Dinasti Han pecah, orang-orang Tionghoa mulai banyak mencatat keberadaan Nusantara. Catatan-catatan mereka pun juga sudah menyebutkan cukup detail nama-nama negeri di Nusantara, seperti Jawa, Sumatra, dan Belitung.

Kang Tai dalam tulisannya Wú shí wàiguó chuán atau Kisah Negeri Asing era Wu, menyebutkan dirinya sudah mencapai Maluku dan melihat banyaknya cengkih yang menjadi ciri khas negeri itu.

Baca Juga: Cerita Perempuan Tionghoa dalam Lintasan Peristiwa Sejarah Indonesia

"Setelah Dinasti Han mulai banyak catatan-catatan sejarah yang menyebutkan [daerah Nusantara] cukup jelas," terangnya.

Umumnya kedatangan etnis Tionghoa di Nusantara memiliki tujuan perdagangan, urusan diplomatis, keagamaan, dan mencari kehidupan baru akibat konflik politik yang terjadi di negeri asal.