Asal-Usul Monyet Amerika Selatan: Migrasi Menyeberang dari Afrika

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 2 Februari 2021 | 16:58 WIB
Monyet kungkang asal Jamaika X. mcgregori (Agnes Kotwinska)

Nationalgeographic.co.id - Platyrrhine merupakan monyet yang endemik di benua Amerika, khususnya Amerika Selatan. Keberadaannya sebagai primata membuat para ilmuwan bertanya-tanya mengenai asal-usul evolusinya.

Jika dibandingkan dengan primata lain, manusia, untuk sampai ke benua ini membutuhkan migrasi panjang dengan melintasi Siberia ke Alaska. Belum lagi, manusia membutuhkan waktu lama hingga kognitifnya berevolusi untuk menciptakan teknologi yang membantunya melintasi lautan, perahu.

Para peneliti memperkirakan monyet purba tiba di Amerika Selatan melalui Atlantik dari Afrika. Penelitian yang diterbitkan di jurnal Science yang dipublikasikan April 2020, menguak bagaimana mereka bisa mengarungi lautan nan luas itu.

Baca Juga: Temuan Fosil Stegodon trigonocephalus di Sumedang Siap Direkonstruksi

Laporan penelitian dari University of Southern California (USC) menemukan buktinya lewat peninggalan empat fosil gigi di Amazon Peru. Keempat fosil itu berasal dari spesies keluarga primata yang kini sudah punah, Parapithecids.

Sebelumnya pada 2015 para peneliti dari Instituto Patagónico de Geología y Paleontología, yang kini juga turut dalam studi, mengungkapkan bahwa fosil itu memiliki leluhur yang berasal dari Afrika. Erik Seiffert dari USC kemudian menguatkan pendapat itu pada 2016. Ia melihat bahwa dua gigi geraham atas yang patah, memiliki kemiripan dengan parapithecidae yang berusia 32 juta tahun dari Mesir, Qatrania wingi.

Spesies fosil temuan ini kemudian dinamai para peneliti sebagai Ucayalipithecus perdita berdasarkan wilayah temuannya di Amazon Peru, Ucayali. Sedangkan pithecus berarti monyet, dan perdita adalah bahasa latin "yang hilang."

Fosil empat gigi geraham Ucayalipithecus yang ditemukan di Peru. Diperkirakan berasal dari periode Oligosen (Erik Seiffert/University of Southern California)

Menurut para peneliti dalam laporannya di jurnal Science, fosil U. perdita membuktikan bahwa primata juga berevolusi di Amerika Selatan menjadi jenis modern yang sekarang kita kenal.

Mereka juga menganalisis persamaan dan perbedaan fosil itu dengan Platyrrhine. Berdasarkan tulisan mereka, mereka juga menemukan fosil Amerika Selatan di sekitar situs tersebut.

Untuk sampai ke Amerika Selatan, mereka diperkirakan memanfaatkan penyurutan permukaan samudra yang terjadi sekitar 34 juta tahun lalu. Sehingga migrasi diperkirakan lebih singkat, dibandingkan dengan jarak Afrika ke Amerika Selatan sekarang.

Baca Juga: Brookesia nana, Reptil Terkecil di Dunia yang Selebar Ujung Jari Kita

"Ini adalah penemuan yang benar-benar unik," kata Erik Seiffert, penulis utama studi tersebut, dari Keck School of Medicine of USC. "Ini menunjukkan bahwa menuju Benua Amerika, monyet dan sekelompok hewan pengerat yang diketahui sebagai caviomorfa--memiliki garis keturunan ketiga mamalia--yang entah bagaimana melakukan perjalanan transatlantik yang mustahil dilintasi dari Afrika ke Amerika Selatan."

Para peneliti memperkirakan U. perdita melakukan perjalanan 1.448 kilometer dengan menggunakan rakit terapung dari tanaman yang ambruk di tepi pantai. Kemungkinan besar rakit dan hewan ini menyeberang saat terjadi badai.

Penanggalan migrasi U. perdita diperkirakan terjadi pada zaman Oligosen yang berlangsung 34 juta hingga 23 juta tahun lalu. Penyebutan 34 juta tahun adalah hasil penelitian usia fosil dan membandingkannya dengan kerabat spesies tersebut yang ada di Mesir.

"Kami menyimpulkan bahwa kelompok ini mungkin berhasil sampai ke Amerika Selatan tepat di zaman yang apa yang kami sebut sebagai Batas Eosen-Oligosen, periode waktu antara dua zaman geologis, ketika lapisan es Antartika mulai menumpuk dan permukaan laut turun," kata Seiffert dilansir dari Live Science.

"Itu mungkin berperan dalam mempermudah primata ini untuk benar-benar menyeberangi Samudra Atlantik."

"Hasil kami membuka kemungkinan bila penyebaran parapithecidae dan leluhur Platyrrhine ke Amerika Selatan secara luas bertepatan dengan, dan mungkin terbantu oleh, penurunan permukaan laut ini," tulis mereka dalam laporan berjudul A parapithecid stem anthropoid of African origin in the Paleogene of South America.