Riset: 65% Sampah Laut di Pantai Imbas dari Sektor Pariwisata

By Utomo Priyambodo, Kamis, 11 Februari 2021 | 12:30 WIB
Tumpukan sampah di pesisir pantai. Sampah di laut membahayakan bagi biota laut dan juga manusia bila (Citra Anastasia)

Sampah di laut (Zika Zakiya)

Wilayah Mediterania menyambut sekitar sepertiga pariwisata dunia setiap tahunnya. Akibatnya, wilayah ini sangat dipengaruhi oleh pencemaran lingkungan yang terkait dengan sektor pariwisata.

Karena daya tariknya, pulau-pulau Mediterania bisa kedatangan 20 kali lipat lebih banyak orang selama high season atau musim liburan. Hal ini merupakan tantangan bagi kota-kota pesisir di Mediterania, yang bergantung pada sektor pariwisata tetapi harus beradaptasi dan mengatasi peningkatan limbah yang dihasilkan, termasuk di pantai, oleh arus masuk wisatawan musiman.

Baca Juga: Riset Ungkap Kenapa Banjir di Indonesia Terjadi Lebih Sering dan Parah

Dalam riset, tim peneliti mengadakan 147 kali survei sampah laut yang dilakukan selama musim sedikit turis dan musim banyak turis pada tahun 2017, di 24 pantai dari 8 pulau Mediterania yang berbeda. Kemudian, sampah-sampah yang berhasil dikumpulkan dikarakterisasi berdasarkan jumlah dan jenisnya. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar barang yang dibuang di laut dan pantai terbuat dari plastik. Lebih dari 94% sampah laut yang berhasil dikumpulkan dalam 147 survei ini merupakan sampah plastik.

Tim peneliti mencatat, selama musim panas rata-rata 330 item sampah ditemukan per 1.000 meter persegi pantai per hari di pantai wisata yang sangat populer, 5,7 kali lebih banyak daripada saat musim sepi. Jumlah sampah yang kemungkinan besar ditinggalkan di pantai oleh para pengunjung, seperti puntung rokok, sedotan, atau kaleng minuman, mewakili lebih dari 65% jumlah sampah laut yang terkumpul di pantai yang paling populer di kalangan wisatawan itu. Ini artinya sebagian besar sampah di pantai dan laut tersebut merupakan “oleh-oleh” dari para wisatawan.

Setelah tim melakukan ekstrapolasi ke semua pulau di Laut Mediterania, hasilnya juga mengejutkan. Perhitungan ini menunjukkan bahwa wisatawan memiliki andil atas akumulasi lebih dari 40 juta item sampah per hari selama puncak musim liburan pada bulan Juli dan Agustus di sana.

Baca Juga: Tak Hanya Curah Hujan, Turunnya Tanah jadi Penyebab Banjir di Semarang

Hal yang menarik lainnya, pada 2019, setelah kampanye kesadaran warga atas lingkungan diimplementasikan, hasilnya menunjukkan adanya penurunan lebih dari 50% item sampah yang terkait dengan wisatawan. "Hasil yang sangat menggembirakan ini mungkin mendapat manfaat dari meningkatnya perhatian masyarakat terhadap polusi plastik di lautan atau tindakan yang diadopsi oleh Komisi Eropa untuk mengurangi sampah laut, seperti petunjuk penggunaan plastik sekali pakai,” kata Dr. Patrizia Ziveri , Profesor Riset ICREA di ICTA-UAB.

Lebih lanjut Ziveri mengatakan, kondisi pandemi COVID-19 yang menyebabkan adanya penurunan drastis pada sektor pariwisata saat ini, sebenarnya “menawarkan kesempatan untuk memikirkan kembali pentingnya pariwisata berkelanjutan untuk memastikan masa depan yang sehat bagi lingkungan dan, alhasil, juga bagi manusia.”