Selain Green Canyon, Inilah Wisata Pangandaran yang Harus Dikunjungi

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Minggu, 28 Februari 2021 | 16:00 WIB
Pemandangan pantai Lembah Putri, Kabupaten Pangandaran yang sepi pengunjung. (Afkar Aristoteles Mukhaer/National Geographic Indonesia)

Selain tempat menyaksikan matahari terbit, Anda akan disuguhkan dengan pemandangan ombak yang menerjang karang.

Curug Grigis

Curug Grigis di kecamatan Padaherang, kabupaten Pangandaran. (Iqbal/Lampu Creative)

Terletak di Padaherang, curug Grigis masih cukup tersembunyi dan medannya cukup berat bila ditempuh. Seperti Curug Jambe, curug ini hanya bisa diakses dengan kendaraan beroda dua.

Jika hendak berkunjung menggunakan mobil, yang hanya bisa parkir di kawasan pemukiman setempat. Kemudian melanjutkan dengan berjalan kaki naik-turun lembah yang sudut kemiringannya yang mengharuskan pengunjung untuk lebih berhati-hati.

Tetapi lelah perjalanan dapat terbayar dengan pemandangan alamnya yang memukau. Terutama jika berkesempatan menyaksikan kabut menyelimuti lembah di pagi hari.

Curug Jambe Anom dan Sungai Cipingit

Curug Jambe Anom yang masih asri. Tak semua kendaraan roda dua dapat mengakses tempat ini, sehingga membutuhkan berjalan kaki. (M. Iqbal Syis/Lampu Creative)

Curug Jambe Anom masih cukup tersembunyi dan cukup sepi dari pengunjung. Tak semua kendaraan beroda dua bisa masuk karena tempatnya yang masih belantara, Anda perlu memarkirkan motor di dekat sungai dan berjalan kaki lebih jauh lagi.

"Gara-gara masih belantara kayak begini kalau pemerintah mau menjadikannya tempat wisata, mesti memperhatikan tempat ini supaya mudah dikunjungi," ujar Dimas, warga setempat.

Aliran Curug Jambe Anom mengalir hingga ke sungai di dekatnya yang lebih mudah dikunjungi, Sungai Cipingit. Sungai ini cukup dalam sehingga kerap dipakai untuk terjun dari jembatan kecil untuk mengasah adrenalin.

Kesenian Tari Ronggeng

Kegiatan latihan Ronggeng Gunung di Padepokan Seni Ronggeng Gunung Panggugah Rasa, Desa Ciulu, Kabupaten Ciamis. (BPNB Bandung)

Kesenian ini diadakan setiap pekannya di Pondok Seni Kebudayaan dan Pariwisata Pangandaran. Tetapi semenjak pagebluk, Kang Heri menerangkan bahwa pementasan Ronggeng dihentikan sementara dan dilaksanakan pada pesta kecil seperti pernikahan dan khitan saja.

Tari Ronggeng sudah ada sejak lama di Pangandaran dan tak diketahui pasti asal-usulnya. Kesenian ini awalnya dikenal sebagai Ronggeng Gunung yang merupakan kegiatan ritual bagi masyarakat Pangandaran dan Ciamis.

Pementasan ini disuguhkan dengan sejumlah penari yang diiringi gamelan dan berbagai tembang tradisional yang dilantunkan. Anda dapat menikmatinya di Pondok Seni Kebudayaan dan Pariwisata Pangandaran.

Baca Juga: Kabar dari Timur: Menikmati Foto Bercerita Jepretan Anak-anak Sumba

Jika mendapatkan kesempatan, penonton dapat ikut menari bila diajak oleh penari dan membentuk lingkaran untuk menari bersama-sama. Tentunya menari Ronggeng tak bisa sembarang dan memiliki gerakan tertentu dan bisa ditiru dari penari utamanya.

Kemudian kesenian Ronggeng Gunung berkembang menjadi Ronggeng Kaler yang tak lagi bertujuan untuk hal ritual. Ada pula Ronggeng Amen yang lagunya lebih variatif bercampur dangdut atau kliningan agar lebih modern.