Nationalgeographic.co.id—Aktivitas rafting di Green Canyon adalah destinasi kegiatan utama jika berkunjung ke Pangandaran yang membutuhkan tak sedikit biaya. Padahal ada banyak destinasi lainnya yang dapat dinikmati bila berpelesiran ke sana seperti pantai, hingga dataran tinggi.
Di masa pagebluk seperti ini jumlah pengunjung Pangandaran cukup sepi. Hal ini nampak ketika saya berkunjung, beberapa hotel yang memiliki banyak kamar terisi hanya segelintir saja. Penurunan jumlah pengunjung ini pun diamini oleh beberapa rekan saya yang merupakan warga Pangandaran.
Meski demikian, pemerintah provinsi Jawa Barat mengklaim bahwa Pangandaran kini tengah bersiap lewat pembangunan pariwisata pascapagebluk.
“Saya yakin Pangandaran dan Jawa Barat secara umum akan pulih kembali pascapandemi Covid-19," ungkap Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat dikutip dari rilis Agustus 2020. "Asalkan dirawat dengan baik, apalagi [jika] Pangandaran didesain dengan baik, ekonominya akan melompat," terang Ridwan Kamil Gubernur Jawa Barat pada Agustus 2020 dalam rilis.
Pantai Lembah Putri
Jika ingin menikmati sunset, selain di Pantai Barat Pangandaran juga bisa dinikmati di pantai Lembah Putri. Tak jauh di timur kota Pangandaran, tempat ini juga menyajikan pemandangan yang tak kalah indah.
Pemandangan di sisi barat, Anda dapat melihat kota Pangandaran dan cagar alam yang menjorok ke laut. Sedangkan di sisi timur, terdapat lembah kecil dan masih cukup asri. Sedangkan ombaknya pun besar dan cocok untuk kegiatan berselancar, meski pantai ini cukup sepi dari pengawasan.
Baca Juga: Menakjubkan, Salju Putih Selimuti Puncak Dua Gunung Berapi di Hawaii
Pantai Batu Karas
Merupakan salah satu wisata andalan di Pangandaran yang cukup dikenal bagi pelancong Nusantara maupun asing. Pantai ini juga dikenal sebagai salah satu tempat selancar terbaik di Pulau Jawa.
Pantai ini memiliki dua tempat yang berbeda ketinggian ombaknya untuk berselancar maupun bagi yang baru belajar. Berbeda dengan Pantai Lembah Putri, ada banyak penginapan dan tempat penyewaan papan untuk selancar maupun paddling.
Untuk mengakses Pantai Batu Karas, Anda bisa melewati wisata Green Canyon. Jika menggunakan kendaraan roda dua, Anda dapat melewati jembatan gantung yang menjadi daya tarik Batu Karas lainnya.
Pantai Madasari dan Sebrotan
Secara letak kedua pantai ini tak jauh dari Pantai Batu Karas, tetapi untuk mengaksesnya harus memutar karena jalannya belum terhubung.
Karena menghadap ke timur, Anda dapat menyaksikan matahari terbit yang bersih jika hendak berkemah. Terlebih, di Pantai Madasari terdapat semenanjung kecil yang cocok untuk berkemah dan memancing ikan.
Baca Juga: Janji Bagi Nusa Bunga
Selain tempat menyaksikan matahari terbit, Anda akan disuguhkan dengan pemandangan ombak yang menerjang karang.
Curug Grigis
Terletak di Padaherang, curug Grigis masih cukup tersembunyi dan medannya cukup berat bila ditempuh. Seperti Curug Jambe, curug ini hanya bisa diakses dengan kendaraan beroda dua.
Jika hendak berkunjung menggunakan mobil, yang hanya bisa parkir di kawasan pemukiman setempat. Kemudian melanjutkan dengan berjalan kaki naik-turun lembah yang sudut kemiringannya yang mengharuskan pengunjung untuk lebih berhati-hati.
Tetapi lelah perjalanan dapat terbayar dengan pemandangan alamnya yang memukau. Terutama jika berkesempatan menyaksikan kabut menyelimuti lembah di pagi hari.
Curug Jambe Anom dan Sungai Cipingit
Curug Jambe Anom masih cukup tersembunyi dan cukup sepi dari pengunjung. Tak semua kendaraan beroda dua bisa masuk karena tempatnya yang masih belantara, Anda perlu memarkirkan motor di dekat sungai dan berjalan kaki lebih jauh lagi.
"Gara-gara masih belantara kayak begini kalau pemerintah mau menjadikannya tempat wisata, mesti memperhatikan tempat ini supaya mudah dikunjungi," ujar Dimas, warga setempat.
Aliran Curug Jambe Anom mengalir hingga ke sungai di dekatnya yang lebih mudah dikunjungi, Sungai Cipingit. Sungai ini cukup dalam sehingga kerap dipakai untuk terjun dari jembatan kecil untuk mengasah adrenalin.
Kesenian Tari Ronggeng
Kesenian ini diadakan setiap pekannya di Pondok Seni Kebudayaan dan Pariwisata Pangandaran. Tetapi semenjak pagebluk, Kang Heri menerangkan bahwa pementasan Ronggeng dihentikan sementara dan dilaksanakan pada pesta kecil seperti pernikahan dan khitan saja.
Tari Ronggeng sudah ada sejak lama di Pangandaran dan tak diketahui pasti asal-usulnya. Kesenian ini awalnya dikenal sebagai Ronggeng Gunung yang merupakan kegiatan ritual bagi masyarakat Pangandaran dan Ciamis.
Pementasan ini disuguhkan dengan sejumlah penari yang diiringi gamelan dan berbagai tembang tradisional yang dilantunkan. Anda dapat menikmatinya di Pondok Seni Kebudayaan dan Pariwisata Pangandaran.
Baca Juga: Kabar dari Timur: Menikmati Foto Bercerita Jepretan Anak-anak Sumba
Jika mendapatkan kesempatan, penonton dapat ikut menari bila diajak oleh penari dan membentuk lingkaran untuk menari bersama-sama. Tentunya menari Ronggeng tak bisa sembarang dan memiliki gerakan tertentu dan bisa ditiru dari penari utamanya.
Kemudian kesenian Ronggeng Gunung berkembang menjadi Ronggeng Kaler yang tak lagi bertujuan untuk hal ritual. Ada pula Ronggeng Amen yang lagunya lebih variatif bercampur dangdut atau kliningan agar lebih modern.