Karut Marut Hubungan John Lennon dengan Ayahnya Bernama Freddie

By Fikri Muhammad, Rabu, 17 Februari 2021 | 15:00 WIB
()

Nationalgeographic.co.id—Hunter Davies sibuk menghabiskan waktu menulis buku biografi The Beatles pada 1967 saat mereka duduk di Abbey Road untuk mengerjakan Sergeant Pepper's Lonely Hearts Club Band. Ia berbicara kepada empat personel itu dan menemui orang tua dan teman-teman mereka.

Pada perjalanan penelitian untuk biografinya, Davies berhasil melacak keberadaan Alfred Lennon atau biasanya dipanggil Freddie, ayah dari John Lennon. Freddie yang saat itu berusia lima puluh empat tahun memiliki pacar berusia delapan belas tahun bernama Pauline.

Kehadiranya tidak ada saat John tumbuh dewasa. Saat berumur lima tahun John diminta untuk memilih antara ibu atau ayahnya sebelum mereka berpisah. Freddie baru muncul lagi pada 1964 saat ia menyadari bahwa John Lennon dari The Beatles ialah putranya.

Freddie pun tampil di beberapa koran tabloid — salah satunya berhasil membuat pertemuan singkat dengan John. Pada pagi hari 1 April 1964, Freddie masuk ke lantai lima kantor NEMS Enterprises di Sutherland House, 5-6 Argyll Street, London. 

Baca Juga: Menguak Sisa Kerajaan Pananjung, Kuasa yang Hilang di Pangandaran

Brian Epstein segera mengimkan mobil untuk membawa John ke kantor bahwa ia adalah ayah dari John. Saat tiba, kata-kata pertamanya adalah "Apa yang kamu inginkan," ucap Lennon dalam Beatlesbible.

Pertemuan itu nampaknya tidak berhasil, hanya berlangsung selama 20 menut sebelum John memerintahkan ayahnya untuk keluar dari kantor. Pertemuan itu disingkirkan dari surat kabar dengan imbalan cerita ekslusif yang diberikan kepada seorang wartawan yang datang bersama Freddie.

 

John Lennon kecil bersama ibunya bernama Julia yang tewas dalam kecelakaan di jalan pada 1958. (Jeff dan Mindy Hochberg Archive)

Davies bertemu dengan Freddie setelah ia menemukan fakta bahwa Freddie bekerja di bagian dapur sebuah hotel besar bernama Toby Jug di London, tempat ia bertemu Pauline pada 1967.

Freddie bercerita panjang lebar kepada Davies tentang kisahnya dan sejarah keluarga Lennon. Davies pun melapor pada John bahwa ia bertemu dengan Freddie. 

"Saya mengatakan kepadanya bahwa saya bertemu Freddie, bahwa dia lucu dan menyenangkan, seorang pembicara yang baik. John mengatakan bahwa, tetapi bagi Beatles, dirinya (John) mungkin sudah berakhir seperti Freddie — tanpa pekerjaan tetap, tanpa karier yang layak, tetapi selalu bersedia tertawa," kata Davies.

"John mengatakan dirinya akan senang sekali bertemu Freddie, tapi tanpa sepengetahuan Mimi. Jadi saya pun memberi tahu Freddie," lanjutnya dalam bukunya The John Lennon Letters.

Freddie memegang rekamanya berjudul That's My Life. (Daily Mail)

Beberapa hari setelah meninggalnya Brian Epstein pada 1967, Freddie menuliskan belasungkawa kepada John. Di saat yang sama adiknya, Charlie Lennon juga menulis surat kepada John bahwa citra ayahnya itu selama ini salah, tidak adil jika John menolak untuk menemuinya. Charlie berkata bahwa Julia juga patut disalahkan atas pernikahan mereka yang gagal sebagaimana Freddie. 

Karena itu, John memutuskan untuk menulis surat yang ramah kepada Freddie untuk pertama kalinya. John setuju bahwa mereka harus bertemu. Tony Cartwright, menulis kisah Freddie dalam Daily Mail, ia menyebutkan bahwa Freddie mendapat surat balasan setelahnya.

John, menurut Tony pernah ke India dan bertemu Maharishi Mahesh Yogi, guru spiritual The Beatles di India. Ia menyuruh John untuk meminta maaf kepadanya. "Kamu harus menjaganya," kata Maharishi. "Karena ayahmu masih hidup." John juga sempat meminta Freddie dan Pauline untuk tinggal bersamanya di mansion Weybridge miliknya. 

The Beatles berkostum parade saat mengisi album Sgt. Pepper. (Beatles Archive)

The Beatles bubar pada 1970 dan John tengah jatuh cinta psikobabble dan melakukan terapi teriakan primal. Seorang terapis bernama Arthur Janov akan membuatnya kesurupan di ruang kedap suara dan mengajukan pertanyaan yang telah dirancang untuk menggali kenangan masa kecilnya. John didorong untuk melampiaskan amarah kekanak-kanakanya terhadap ayahnya. Berteriak dan mengobrak-abrik lantai seperti balita. 

Suatu hari John mengundang Freddie dan Pauline bersama bayi mereka, David ke rumah barunya di Tittenhurst Park. Freddie memberi tahu tahu Tony bahwa John sangat aneh saat itu.

"John sangat aneh, Freddie memberitahuku, tatapanya kosong di matanya, Mereka telah mengubah otaknya," kata Tony dalam tulisanya di Daily Mail

John mencengkeram kerah baju Freddie dan mengguncangnya, berteriak dan melolong padanya. John memberi tahu ayahnya jika dia pergi ke pers dengan kisah hidupnya, dia akan mengunci Freddie dalam peti dan membuangnya dari pesawat ke laut untuk ditenggelamkan. Freddie percaya bahwa putranya tidak bisa melakukan hal itu.

Freddie tidak pernah melihat John lagi. Hubungan antara ayah dan anak telah rusak tanpa bisa diperbaiki - kombinasi mimpi buruk dari penyalahgunaan obat-obatan John dan terapi jeritan terbukti terlalu kuat.

Pada 1975, Freddie pun meninggal. Pauline dan Tony adalah satu-satunya yang hadir pada pemakaman di Brighton. 

"John tidak datang, dan dia tidak pernah bertemu dengan dua saudara tirinya, putra Pauline, David dan Robin. Tapi dia mengirim bunga, dan dia dan ayahnya melakukan rekonsiliasi, melalui telepon, selama dua hari terakhir kehidupan Freddie," kenang Tony.