Ilmuwan Temukan Obat yang Bisa Turunkan Berat Badan Secara Dramatis

By Utomo Priyambodo, Rabu, 17 Februari 2021 | 08:00 WIB
Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan di dalam badan, atau kegemukan yang berlebih. (TomFoldes)

Pada akhir uji coba ini, orang-orang yang menerima semaglutide kehilangan rata-rata 14,9% dari berat badan mereka. Bahkan, lebih dari 30 persen dari kelompok tersebut kehilangan lebih dari 20 persen berat badan mereka. Adapun kelompok yang menerima suntikan plasebo hanya kehilangan rata-rata 2,4% dari berat badan mereka.

Sejauh ini sudah ada lima jenis obat yang disetujui di Amerika Serikat untuk mengobati obesitas, tetapi obat yang paling efektif sekalipun hanya menghasilkan penurunan berat badan sekitar 7,5%. Selain itu, obat-obatan ini biasanya hanya dapat digunakan untuk waktu yang singkat. Misalnya, obat penurun berat badan phentermine biasanya diminum selama 3 hingga 6 minggu, waktu yang jauh lebih singkat daripada pengobatan 68 minggu dengan semaglutide yang digunakan dalam studi ini.

"Ini adalah awal dari era baru perawatan yang efektif untuk obesitas," kata Dr. Robert F. Kushner, peneliti obesitas di Northwestern University Feinberg School of Medicine, yang memimpin studi ini, sebagaimana dikutip dari The New York Times.

Baca Juga: Kratom , Obat Herbal Yang Sering Disalahgunakan Oleh Pecandu

 

Orang-orang yang menggunakan obat semaglutide ini lebih mungkin mengalami efek samping gastrointestinal, termasuk mual, diare, muntah dan sembelit, dibandingkan dengan kelompok plasebo. Namun efek samping ini cenderung bersifat sementara.

Kekurangan dari studi ini adalah para peneliti tidak menyelidiki lebih lanjut apakah ada efek samping dari obat tersebut setelah 68 minggu. Selain itu, para peneliti juga tidak bisa menjawab apakah orang-orang yang mengonsumsi obat ini kemungkinan besar harus tetap menggunakan obat tersebut seumur hidup untuk mencegah berat badan mereka naik kembali.

Science Alert menambahkan, kekurangan lainnya adalah obat ini membutuhkan suntikan mingguan untuk bekerja. Padahal, obat oral atau obat yang bisa diminum cenderung akan lebih disukai oleh pasien.

Menurut CNN, obat penurun berat badan yang tampaknya berhasil dengan baik dalam uji coba mungkin tidak seefektif di dunia nyata. Terlebih lagi, sebelumnya ada beberapa obat penurun berat badan yang mendapat semula telah persetujuan dari Food and Drug Administration (FDA), badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat, kemudian ditarik kembali karena efek sampingnya.

Baca Juga: WHO Sahkan Protokol Pengujian Obat Herbal untuk Tangani COVID-19

"Meskipun obat-obatan seperti ini mungkin terbukti berguna dalam jangka pendek untuk menurunkan berat badan secara cepat pada obesitas berat, obat-obatan tersebut bukanlah peluru ajaib untuk mencegah atau mengobati tingkat obesitas yang tidak terlalu parah," kata ahli gizi Tom Sanders, profesor emeritus di King's College London yang tidak terlibat dalam studi atas obat ini.

"Tindakan kesehatan masyarakat yang mendorong perubahan perilaku seperti aktivitas fisik teratur dan asupan energi makanan yang moderat masih diperlukan," tegasnya.

Saran Tom Sanders yang bijaksana tersebut tentu baik dan lebih alamiah. Namun jika analisis lebih lanjut tas efek dari semaglutide ini ternyata positif,  banyak orang akhirnya bisa mendapat opsi obat baru yang penting untuk membantu mereka dalam memerangi obesitas.

Pilihan itu mungkin tiba lebih cepat dari yang kita pikirkan. Sebab, hasil studi yang didanai oleh perusahaan farmasi Novo Nordisk ini --yang akan menjual semaglutide itu sebagai obat antidiabetes-- sekarang sedang diajukan sebagai bukti kepada badan-badan otoritas pengatur kesehatan internasional, untuk mengizinkan pemasaran obat tersebut sebagai obat obesitas. FDA AS, bersama mitra-mitranya di Inggris dan Eropa, saat ini sedang menilai data hasil uji coba tersebut.