Para ahli geologi yang menemukan organisme mirip spons itu tidak sedang mencari atau berharap menemukan makhluk hidup baru di bawah Lapisan Es Filchner-Ronne itu. Di bawah sana sana, suhu air laut yang tidak membeku bisa mencapai 28 derajat Fahrenheit. Saat itu, para geolog tersebut hanya sedang meneliti sedimen di laut tersebut.
"Mereka ingin mencari lumpur agar bisa melihat sejarah lapisan es itu," tutur Griffiths. "Kebetulan, mereka menabrak batu besar, bukan lumpur. Ini bukan kabar baik bagi para ahli geologi, tapi itu adalah penemuan yang luar biasa bagi ahli biologi."
Baca Juga: Gigi 45.000 Tahun Ungkap Kawin Silang Neanderthal dan Manusia Modern
Tim ahli geologi itu kemudian memberikan video hasil rekaman mereka di bawah laut dingin tersebut kepada tim ahli biologi kelautan, termasuk Griffiths, yang memiliki spesialisasi dalam mempelajari ekosistem kutub yang keras.
"Tim (biologi kelautan) yang terlibat ini telah membuat banyak penemuan semacam itu termasuk banyak spesies baru, tetapi kami biasanya melakukannya dari kapal," kata Griffiths. "Penemuan ini benar-benar tidak disengaja karena kami bahkan tidak mencari makhluk hidup ini ketika kami menemukannya."
Para ilmuwan tidak tahu bagaimana hewan-hewan itu datang untuk membuat koloni di atas batu besar tersebut atau bagaimana tepatnya mereka bertahan hidup dalam kondisi dingin dan tanpa cahaya di bawah lapisan es. Mereka mengatakan mereka bahkan tidak tahu itu organisme apa.
Baca Juga: Terdeteksi di Mars: Reaksi Kimia yang Menghadirkan Misteri Baru
"Kami hanya melihat sekilas video tersebut dan itu tidak memiliki cukup detail untuk dapat mengidentifikasi mereka sebagai spesies apa," ujar Griffiths. "Kami berpikir bahwa setidaknya ada dua jenis spons dan beberapa hewan lain yang tidak dapat kami identifikasi. Mengingat biasanya kami menemukan spesies baru saat bekerja di Antartika, ada kemungkinan besar bahwa mereka mungkin spesies baru dalam sains."
Masih banyak pertanyaan tentang penemuan itu. Untuk menjawabnya, para peneliti berharap menemukan lebih banyak batu besar seperti yang ada dalam laporan studi yang baru mereka terbitkan itu.
"Penemuan ini menunjukkan bahwa ekosistem kutub bahkan lebih beragam dari yang kami perkirakan dan bahwa beberapa hewan dapat bertahan hidup jauh dari sinar matahari daripada yang kami yakini sebelumnya," kata Griffith. Tugas ia dan timnya saat ini adalah mencari tahu lebih lanjut soal peran apa makhluk-makhluk aneh itu berikan bagi ekosistem Antartika yang lebih luas.