Pengamatan Transit Venus dari Gang Torong Batavia Abad Ke-18

By National Geographic Indonesia, Rabu, 24 Februari 2021 | 19:08 WIB
Observatorium Mohr dalam lukisan J. Clement. (Zuidervaart & Gent via Langit Selatan)

Pada saat perintah untuk pengamatan dibuat, Gubernur Jacob Mossel agak tidak beruntung karena orang yang bisa ia percaya untuk melakukan pengamatan yakni Letnan Pieter Hermanus Ohdem sudah pulang ke Belanda di musim panas tahun 1760.  Mengapa Ohdem jadi orang yang layak dipilih? Ini tak lain karena ia adalah seorang ahli matematika dan navigasi di Akademi Kelautan.  Sebelumnya, di tahun 1759, Ohdem melakukan pengamatan komet Halley dan melaporkannya di Verhandelingen (transactions) of the Hollandsche Maat- schappij der Weetenschappen (Asosiasi Ilmiah Belanda) di Haarlem. Ia melakukan pengamatan menggunakan instrumen alt-azimuth (tampaknya sebuah teodolit) dan dilengkapi teleskop kecil.

Karena Ohdem sudah kembali ke Belanda maka calon lainnya untuk pengamatan Transit Venus   adalah Gerrit de Haan kepala departemen pemetaan di Batavia.  Bersama Pieter Jan Soele (Kapten Kapal VOC) sebagai asisten, keduanya ditugaskan untuk melakukan pengamatan tersebut. Mereka memilih  melakukan pengamatan dari pantai di tanah milik Pendeta Johan Maurits Mohr  (18 August 1716, Eppingen – 25 October 1775 ). Mohr bukan pendeta biasa. Ia juga seorang penerjemah yang diminta untuk menterjemahkan peta pengamatan Transit Venus dari Delisle yang menggunakan Bahasa Perancis.

 

Pada tanggal 6 Juni 1761, ketiganya pun melakukan pengamatan transit Venus menggunakan 2 teleskop reflektor Gregorian dengan panjang fokus 18 dan 27 inchi, oktan buatan London instrument dan beberapa jam saku.  Pengamatan ini sukses karena mereka berhasil melihat transit venus secara kesleuruhan (dari awal sampai akhir) tanpa ada gangguan dari awan. Mohr juga melakukan pengukuran kemajuan Venus saat melintas piringan Matahari selama transit. Meskipun Gerrit de Haan dan Pieter Jan Soale yang melakukan observasi, namun Johan Mohr-lah yang kemudian menyiapkan laporan detil yang kemudian diterbitkan pada tahun 1763.!break!

Transit Venus 1769 & Observatorium Gang Torong

Setelah pengamatan transit Venus tersebut Mohr mulai dikenal sebagai seorang “astronom”, dan  di tahun 1763 Mohr menjadi anggota Hollandsche Maatschappij der Weetenschappen. Setelah kematian mertuanya yang mewariskan kekayaan pada sang istri di tahun 1765, Pastor Mohr membangun sebuah observatorium pribadi di Batavia (Jakarta) dengan instrumen terbaik yang ada pada masanya. Instrumen di observatorium ini dibeli dari Belanda oleh Profesor Lulofs.  dan mulai melakukan pengamatan astronomi dan meteorologi.  Sampai dengan tahun 1920-an, jalan tempat Observatorium pribadi Mohr dibangun masih ada dan dikenal dengan nama Gang Torong yang berasal dari kata toren.

Baca Juga: James Cook Pernah Keluyuran di Batavia

Pemandangan gerbang Klenteng Jin De Yuan yang berlatar observatorium milik J. M. Mohr di kawasan Glodok, Batavia. Karya lukis Johannes Rach, sekitar 1768-1775. (Johannes Rach/Perpustakaan Nasional RI)

 

Perjalanan Mohr di tahun 1761 yang hanya sebagai pengamat yang membantu pengamatan Gerrit de Haan berubah menjadi si pengamat Transit Venus itu sendiri sekaligus pemilik sebuah observatorium pribadi yang dilengkapi instrumen pengamatan terbaik yang ada di Eropa pada masa itu. . Semua terjadi hanya dalam waktu 8 tahun.  Dari tahun 1767, Mohr menggunakan instrumennya untuk menentukan lintang dan bujur observatoriumnya dengan melakukan pengamatan satelit-satelit Jupiter. Semua dilakukan untuk menentukan paralaks Matahari saat pengamatan transit Venus di tahun 1769.

Tanggal 3 Juni 1769 Mohr melakukan pengamatan transit Venus dari Observatorium pribadinya. Sayangnya, tidak seperti di tahun 1761, Transit Venus tahun 1769 tersebut langit diliputi awan dan Matahari sama sekali tak terlihat. Transit Venus saat itu sudah dimulai 4 jam sebelum Matahari terbit. Pengamatan ini tidak begitu berhasil karena pada 2 jam pertama Matahari tertutup awan.  Baru pada jam 8 pagi, awan berangsur-angsur menghilang dan piringan Matahari tampak cerlang di langit. Meskipun demikian, seperti hasil perhitungan Venus sudah berada dalam piringan matahari. Johan Mohr yang ditemani rekan tanpa nama dalam pengamatan Transit Venus pada akhirnya berhasil melihat proses keluarnya Venus dari piringan Matahari dengan menggunakan teleskop Gregorian buatan Dollond.