Kelana Budaya Panji yang Melintasi Bentuk, Tempat, dan Waktu

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Minggu, 28 Februari 2021 | 11:42 WIB
Ilustrasi penari topeng (Dok. Shutterstock)

Di Nusantara, kisah itu lebih sering dikemas dalam seni topeng dari berupa topeng hias di Jogja, hingga topeng kesenian raga sepeti yang kekhasan Cirebon. Seni topeng pun menjadi wadah pengemasan yang sangat identik dengan Panji.

"Ini yang menarik, ciri khas Panji adalah topeng yang dipakai setiap tokoh-tokohnya yang mempunyai karakter tersendiri," ungkap Purnawan Andra ketika dihubungi. "Kesenian topeng itu lahir sebenarnya saling melengkapi dengan budaya panji."

Baca Juga: Kisah Nyata Kehidupan Pocahontas yang Tak Diungkap Film Animasi Disney

Menghadapi zaman modern, bukanlah penghalang bagi budaya Panji, ungkap Eka Budianta, budayawan Panji dalam webinar Relevansi dan Aktualisasi Budaya Panji yang digelar Pusat Konservasi Budaya Panji.

Eka menyebut justru kehadiran teknologi dan globalisasi bisa membantu pengemasannya agar lebih diterima masyarakat. Hingga saat ini ada banyak kemasan Panji melalui komik, manga, buku anak-anak, film, topeng, dan animasi.

Untuk lagu pun budaya Panji juga bisa diterapkan lewat lantunan tradisional maupun popular seiring ia semakin membumi.

"Bahkan seperti yang mas (merujuk pada saya) contohkan kalau Kirana dari Dewa 19, barangkali sebagai pendengarnya, itu pun cukup jika mau diacukan pada Candrakirana yang dihubungkan pada konteks pembahasan Panji," kata Andra saat dihubungi.

"Tapi ya, kalau ngomongin motivasi sebenarnya lagu itu, sebaiknya ditanyakan juga ke Ahmad Dhani-nya," sarannya sambil terkekeh.

Pengembangan varian dari segi cerita juga masih berlangsung hingga saat ini. Bahkan saat ini ada pula cerita tentang Panji yang bernuansa perkotaan masa modern.

Baca Juga: Mengapa Semua Orang Membicarakan Club House?

"Cerita dia di masa lalu itu visioner untuk masalah temporer. Misal Timun Mas yang melempar benih yang menjadi lumpur yang menenggelamkan raksasa, itu bisa saja dikaitkan dengan lumpur di Sidoarjo,"

Ia juga menyimpulkan, bila Panji bukanlah sekadar kisah dan legenda belaka. Tetapi karena luasnya cakupan, Panji lebih menyerupai budaya yang terus berkembang. Panji pun masih melanjutkan pengelanaannya sejak dulu hingga di masa mendatang.