Peneliti WHO Ungkap Bocoran Hasil Investigasi Asal-Usul Virus Corona

By Utomo Priyambodo, Minggu, 21 Maret 2021 | 17:00 WIB
Ilustrasi virus corona. ()

Nationalgeographic.co.id—Seorang peneliti dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membocorkan hasi investigasi terkait asal-usul virus corona. Menurutnya, setelah melakukan investigasi berbulan-bulan, WHO akhirnya menemukan tempat yang menjadi asal-usul penyebaran virus corona. Para penyelidik WHO telah menemukan, peternakan hewan liar di Tiongkok kemungkinan besar merupakan sumber pandemi COVID-19 ini.

Peter Daszak, ahli ekologi penyakit WHO, mengungkapkan peternakan-peternakan satwa liar, yang banyak di antaranya berada di sekitar provinsi Yunnan di Tiongkok selatan, kemungkinan besar telah memasok hewan-hewan mereka ke para pedagang di Pasar Grosir Seafood Huanan di Wuhan, tempat kasus awal COVID-19 ditemukan pada akhir 2019 lalu. Beberapa dari hewan liar tersebut kemungkinan tertular SARS-CoV-2 dari kelelawar di daerah tersebut.

Dikutip dari Live Science, WHO diperkirakan akan merilis laporan temuannya ini dalam beberapa minggu mendatang.

Pada Januari 2021, tim ahli WHO telah melakukan perjalanan ke Tiongkok untuk menyelidiki bagaimana pandemi mematikan --yang sekarang telah menginfeksi lebih dari 120 juta orang dan menewaskan lebih dari 2,6 juta orang di seluruh dunia-- pertama kali bermula. Banyak teori konspirasi telah menyebar terkait asal-usul virus corona, termasuk bahwa virus itu lolos dari laboratorium Wuhan. Bulan lalu, para penyelidik WHO telah menepis rumor tersebut.

Baca Juga: Senyawa Ganja Berpotensi Menghambat Replikasi Virus Corona di Manusia

Konsensus umum yang diyakini para ilmuwan dunia adalah virus corona pertama kali beredar di kelelawar dan kemudian menular ke manusia, kemungkinan melalui spesies perantara. Itulah tepatnya yang ditemukan oleh hasil investigasi WHO: Virus itu kemungkinan ditularkan dari kelelawar di Tiongkok selatan ke hewan di peternakan satwa liar, dan kemudian ke manusia.

Peternakan satwa liar adalah bagian dari proyek yang telah dipromosikan pemerintah Tiongkok selama 20 tahun untuk mengangkat penduduk pedesaan keluar dari kemiskinan dan menutup kesenjangan pedesaan-perkotaan, menurut Daszak sebagaimana dikutip dari NPR.

"Mereka mengambil hewan-hewan eksotis, seperti musang, landak, trenggiling, anjing rakun, dan tikus bambu, dan mereka membiakkannya di penangkaran," kata Daszak kepada NPR.

Namun pada Februari 2020, Tiongkok menutup peternakan itu, kemungkinan karena mereka mengira bahwa itu adalah bagian dari jalur penularan virus dari kelelawar ke manusia, kata Daszak. Pemerintah Tiongkok juga mengirimkan instruksi kepada para peternak tentang bagaimana mengubur, membunuh, atau membakar hewan dengan cara yang tidak menyebarkan penyakit, ujar Daszak.

Baca Juga: Satu Tahun Corona di Indonesia: Pandemi Ini Diprediksi Jadi Endemik

Banyak dari peternakan di Tiongkok Selatan ini membiakkan hewan yang dapat membawa virus corona, termasuk musang, kucing, dan trenggiling. Sebagian besar berlokasi di atau dekat Provinsi Yunnan, tempat para ilmuwan sebelumnya menemukan virus kelelawar yang 96% mirip dengan SARS-CoV-2. Namun WHO masih belum mengetahui hewan apa yang membawa virus dari kelelawar ke manusia.

"Saya pikir SARS-CoV-2 pertama kali menyerang orang-orang di Tiongkok Selatan. Tampaknya seperti itu," kata Daszak kepada NPR. WHO juga menemukan bukti bahwa peternakan satwa liar ini memasok hewan ke para pedagang di Pasar Grosir Seafood Huanan.

"Tiongkok menutup jalur itu karena suatu alasan," tutur Daszak. Yakni, mereka mungkin berpikir bahwa ini adalah jalur penularan yang paling mungkin, yang juga akan disimpulkan oleh laporan WHO, pungkasnya.

 Baca Juga: Satu Tahun GRID STORE: Tersedia Layanan Pelanggan Majalah-el Berdiskon