Banyak Hewan Peliharaan Eksotis Menderita Atau Mati Saat Transit

By Fikri Muhammad, Kamis, 25 Maret 2021 | 13:00 WIB
Banyak reptil yang dijual sebagai hewan peliharaan, seperti ini di pameran hewan peliharaan di California, dikembangbiakkan di penangkaran, sementara yang lain diambil dari alam liar. Hewan yang tidak dibeli secara langsung di pameran atau toko hewan peliharaan harus dikirimkan ke pemilik barunya, tetapi para pendukung mengatakan bahwa peraturan yang dimaksudkan untuk memastikan pengiriman hewan hidup secara manusiawi tidak memadai. (MEDIA NEWS GROUP/ORANGE COUNTY REGISTER, GETTY IMAGES)

Nationalgeographic.co.id—Pada 1995, seorang pengawas satwa liar di Bandara Internasional John F. Kennedy Kota New York dipanggil untuk memeriksa kiriman hewan yang baru saja tiba.

Ketika dia membuka salah satu kotak kayu, hal pertama yang dia lihat adalah skink, kadal yang tampak cukup sehat.

Tapi di kompartemen lain, dia menemukan beberapa lusin katak mati dan sekarat. Kompartemen tidak memiliki air atau spons basah untuk menjaga mereka tetap terhidrasi, juga tidak ada katak yang dipisahkan untuk mencegah cedera. Itu "bukan cara yang biasa untuk mengirim katak," kata inspektur itu kemudian.

Selain itu, importir bernama Bronx Reptiles pernah mengalami tiga pelanggaran sipil dari U.S. Fish and Wildlife Service karena pengiriman satwa liar yang tidak manusiawi dan tidak patut. Pemerintah pun membawa kasus pidana pada Bruce Edelman, pemilik Bronx Reptiles dan dinyatakan bersalah dengan hukuman percobaan lima tahun serta denda $10.000.

Baca Juga: Kelas Pejalan: Kiat Sukses Memotret Satwa di Alam Bebas

 

Dalam banding, pengacaranya berargumen bahwa dia tidak sengaja mengimpor hewan dalam kondisi di bawah standar, sehingga tidak dapat dimintai pertanggungjawaban. Pengadilan membatalkan keputusan tersebut dan memutuskan dia tidak bersalah.

Meskipun ini terjadi lebih dari dua dekade lalu, hal ini terus memberikan efek mengerikan pada upaya sistem pengadulan untuk memerangi perlakuan tidak manusiawi terhadap satwa liar impor.

Kurangnya dampak hukum atas perlakuan tidak manusiawi terhadap hewan peliharaan eksotis telah membantu menciptakan industri di mana "penderitaan hewan, pelecehan, dan keserakahan manusia di baliknya" menjadi norma, kata Clifford Warwick, seorang ahli biologi reptil independen dan spesialis kesejahteraan hewan di laman National Geographic.

Puluhan ribu iguana hijau diimpor ke AS setiap tahun untuk dijual sebagai hewan peliharaan. Volume hewan hidup yang masuk berarti inspektur A.S. tidak dapat memastikan apakah sebagian besar pengiriman mematuhi peraturan dan pedoman transportasi udara untuk perlakuan yang manusiawi. (FOTO OLEH J PAT CARTER )

Berharap memperbarui aturan untuk melindungi jutaan lebih hewan impor, U.S. Fish and Wildlife Service merancang peraturan pada pertengahan 1990-an untuk menetapkan prinsip-prinsip pengangkutan reptil dan amfibi yang manusiawi.

Bruce Weissgold, konsultan independen perdagangan satwa liar yang saat itu adalah spesialis kebijakan perdagangan satwa liar adalah bagian dari upaya tersebut.